Jelang Ramadan, Petani Bunga Mawar di Jombang Banjir Pesanan
- VIVA Malang/Elok Apriyanto
Malang, VIVA – Jelang bulan suci Ramadan tahun ini menjadi berkah tersendiri bagi para petani bunga mawar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sejak beberapa hari terakhir ini, mereka mulai kebanjiran pesanan bunga mawar.
Seperti yang dialami Suwarno, 44 tahun, dan Atik, 40 tahun. Dua petani bunga mawar asal Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang ini turut kecipratan berkah jelang Ramadan dengan ramainya pesanan.
Suwarno menyebutkan, ramainya pesanan bunga mawar ini sudah sejak beberapa hari terakhir ini, tepatnya jelang Ramadan. ”Sejak kemarin mulai meningkat (pesanan bunga mawar),” kata dia saat ditemui, Selasa, 5 Maret 2024.
Ia menyebutkan, pada hari biasa, dirinya hanya bisa menjual sekitar 20 kilogram bunga mawar segar. Namun, jelang Ramadan tahun ini, dia mengatakan pesanan meningkat hingga 40 kilogram atau 100 persen.
”Alhamdulillah ada peningkatan (pesanan) sekitar 100 persen. Kalau sekarang harga bunga mawar kisaran Rp50 ribu per kilogram, kemungkinan akan naik saat mendekati bulan Ramadan,” ujarnya.
Jika berkaca pada tahun lalu, Suwarno menyebutkan harga bunga mawar saat sebelum Ramadan dan mendekati Hari Raya Idulfitri bisa tembus hingga Rp200 ribu per kilogram.
"Stok (bunga mawar) sampai kurang, kalau megengan dan mendekati hari raya. Kalau tahun ini, kemungkinan naik, karena mengikuti permintaan pasar. Tapi, gak tau harga berapa nanti," tuturnya.
Suwarno mengungkapkan, dirinya memiliki lahan pertanian bunga mawar seluas dua hektar. Dalam sehari, di lahan satu hektar, dia mengaku bisa memanen bunga mawar sebanyak 40 hingga 50 kilogram.
”Rata-rata panennya segitu per hari. Kalau nanti pas megengan, insyaAllah produksinya bisa bertambah. Karena, lahan yang satunya diperkirakan berbunga mendekati megengan,” ucapnya.
Ia menyampaikan, mulai menggeluti budidaya bunga mawar merah yang biasa digunakan sebagai bunga tabur ini sejak lima tahun lalu. Saat itu, kata dia, masih belum ramai petani bunga mawar di Jombang.
Menurutnya, budidaya bunga mawar susah-susah gampang. Sebab, habitatnya di wilayah dingin. Sedangkan wilayah Jombang adalah wilayah panas. Untuk itu, dia pun mengakalinya agar bisa tumbuh dan berbunga.
”Kalau (tanamannya) sudah bisa berbunga, tinggal menikmati hasilnya. Karena, pohon bunga mawar bisa bertahan hingga puluhan tahun, beda dengan tanaman pacar air,” tuturnya.
Untuk saat ini, Suwarno mengatakan, dirinya hanya memenuhi pasar di wilayah Jombang saja. Itupun sudah kewalahan memenuhi permintaan para pedagang di Kota Santri.
Ia menyebutkan, pihaknya bisa meraup omzet Rp500 ribu sampai Rp1 juta dalam sehari. Keuntungan akan naik jika permintaan bunga mawar mengalami kenaikan saat mendekati momen megengan dan Hari Raya Idulfitri.
”Tahun lalu, omset gabungan megengan dan hari raya (Hari Raya Idulfitri) itu saja bisa sampai Rp60 juta. Kalau hari biasa, omsetnya sekitar Rp500 ribu sampai Rp1 juta,” katanya.