Harga Telur di Jombang Naik, Peternak Dapat Berkah dari Cuaca Ekstrem

Peternak ayam petelur di Jombang.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Dampak cuaca ekstrem, membuat produksi telur ayam berkurang. Kondisi ini membuat berkah tersendiri bagi para peternak ayam petelur. Lantaran harga telur kini mengalami kenaikan.

Pabrik Helm di Jombang Terbakar, Diduga Karena Konsleting Listrik

Jika sebelumnya harga telur dikisaran angka Rp21.500, kini harga telur di tingkat peternak naik menjadi Rp23.500 akibat produksi terlur menurun dan mempengaruhi keberadaan telur di pasar.

Teddy Purwanto (42 tahun) peternak ayam petelur di Desa Mojowarno, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang Jawa Timur mengaku akibat cuaca ekstrem, harga telur mengalami kenaikan sekitar 20 persen, bila dibandingkan dengan kondisi normal sebelumnya.

Perumdam Tirta Kencana Beri Diskon Untuk HUT ke 144 Pemkab Jombang

Kenaikan tersebut cukup dinilai tinggi, dengan selisih 2 hingga 3 ribu rupiah per kilogramnya. Sehingga omzet yang diperoleh peternak mengalami kenaikan sekitar 20 hingga 30 persen dibanding hari-hari biasa sebelumnya.

"Iya sudah naik sejak satu minggu an ini. Ya cukup tinggi sih dengan kenaikan 2 hingga 3 ribu ini. Kalau bagi saya sebagai peternak sendiri ya alhamdulilah senang," kata Purwanto, Sabtu, 18 November 2023.

Kunjungi GPIJ di Jombang Fest, Sumrambah Sebut Perkembangan UMKM Luar Biasa

Ia pun menjelaskan kenaikan harga telur tersebut terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah faktor cuaca, dan makin mahalnya harga pakan. Kini harga pakan mengalami kenaikan. Jika sebelumnya harga pakan Rp360 ribu per 50 kilogramnya, kini naik jadi Rp375 ribu per kilogramnya.

"Pakan naik selisih 15 ribu rupiah per saknya itu. Sedangkan dalam setiap harinya, saya membutuhkan 250 kilogram pakan untuk 2.200 ekor ayam di kandang. Selain itu juga jumlah produksi telur menurun karena cuaca ekstrim, kadang panas kadang hujan," ujarnya.

Dalam sehari, Purwanto mengaku memanen satu kwintal telur ayam dari kandangnya. Sementara dari kenaikan harga telur itu, pendapatannya mengalami peningkatan dalam setiap harinya.

"Ia ada untungnya sedikit-sedikit lah, 20 sampai 30 persen. Omzet setiap harinya biasanya dua juta seratus, sekarang dua juta tiga ratusan," tuturnya.

Ia juga memprediksi, jika harga telur di tingkat peternak akan terus mengalami kenaikan, hal ini seiring dengan musim kemarau yang semakin berkepanjangan.

"Kalau ke-depannya ini kemungkinan harga telur terus melambung tinggi. Selain karena harga pakan dan cuaca, juga menjelang momen natal dan tahun baru," ujarnya.