Harga Pertamax Turun, BBM Subsidi Masih Dipertimbangkan Pemerintah
- pixabay
Malang – Bahan bakar minyak (BBM) non subsidi telah turun harga pada 3 Januari 2023. Untuk BBM jenis Pertamax turun menjadi Rp 12.800 per liter dari Rp 13.900 per liter.
Sementara, terkait BBM subsidi, pemerintah masih mempertimbangan untuk penurunan harganya.
Direktur Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta mengatakan, dalam menurunkan harga BBM yang diatur Pemerintah perhitungan dilakukan untuk pagu anggaran satu tahun. Karena itu berhubungan dengan subsidi dan kompensasi.
"Perlu mewaspadai gejolak harga BBM di dunia, antisipasi, perlu diamati secara cermat tetapi tidak terburu-buru merespons perubahan," kata dia.
Untuk menurunkan harga BBM bersubsidi, lanjut dia, tidak hanya dilihat dari harga minyak dunia. Aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan yaitu kurs dolar terhadap mata uang rupiah.
"Kurs dolar terhadap rupiah, yang memengaruhi harga BBM dan konsumsi," jelasnya.
Isa menuturkan, pada September 2022 lalu, Pemerintah sudah menaikkan harga BBM. Tetapi konsumsi BBM tidak mengalami penurunan, justru meningkat.
"Jadi 2023 ini kita perlu antisipasi mengenai harga kurs atau volume konsumsi BBM kita. Karena memengaruhi besaran subsidi dan kompensasi, dan akan pengaruhi BBM subsidi perlu penyesuaian atau enggak," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengumumkan, per 3 Januari 2023 pukul 14.00 WIB harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax turun.
"Diputuskan hari ini harga Pertamax disesuaikan dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800 per liter," kata Erick.
Sementara untuk produk jenis gasoline (bensin), Pertamax (RON 92) disesuaikan menjadi Rp 12.800 per liter, dari sebelumnya Rp 13.900 per liter. Namun Pertamax Turbo (RON 98) kembali disesuaikan menjadi Rp 14.050 per liter, atau turun harga dari yang sebelumnya Rp 15.200 per liter sejak penyesuaian harga terakhir dilakukan pada 1 Desember 2022 lalu.
Kemudian untuk produk jenis gasoil (diesel) yakni Dexlite (CN 51), disesuaikan menjadi Rp 16.150 per liter, atau turun dari sebelumnya Rp 18.300 per liter. Sedangkan Pertamina Dex (CN 53) mengalami penyesuaian menjadi Rp 16.750 per liter dari sebelumnya Rp 18.800 per liter.