Pertumbuhan ekonomi Indonesia Bakal Lebih Baik Dibanding Negara G20

ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Sumber :
  • pixabay

Sementara, dari sisi kebijakan fiskal, pemerintah telah menyalurkan bantuan berupa Bantuan Subsidi Upah (BSU), Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM, dan pemanfaatan dua persen Dana Transfer Umum.

Mantan Ketua DPRD Jombang Kritik Rencana Pembelian Mobdin Untuk Pimpinan Baru

Selain itu, pemerintah juga meneruskan dukungan bantuan sosial yang sudah ada. Seperti program keluarga harapan, bantuan pangan non tunai yang didukung konvergensi program bantuan sosial, serta pembenahan data penerima bantuan sosial. 

"Kebijakan ini untuk menanggulangi dampak inflasi di Indonesia," kata Edy.

Sopir Angkot hingga Ojol di Kota Batu Sumringah Usai Dapat Bantuan dari Pemkot

Sementara dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) telah melakukan peningkatan suku bunga acuan, dan beragam instrumen pengendalian nilai tukar rupiah. 

"Saat ini juga disiapkan berbagai kebijakan di lembaga jasa keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya. Sebagai informasi, berdasarkan laporan World Economic Outlook 2022-2023, IMF telah mengingatkan, jika perekonomian global akan mengalami tantangan yang berat. Inflasi diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan beberapa dekade terakhir, yang menyebabkan pengetatan keuangan di banyak negara. 

Pekan Panutan Pajak, Mas Adi Tekankan Pentingnya Kesadaran Membayar Pajak 

Selain itu, IMF juga mengingatkan konflik Rusia-Ukraina dan pandemi COVID19, yang tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir. Keduanya dinilai telah berkontribusi negatif terhadap outlook ekonomi global. 

Sementara, permintaan agregat akan turun, dan berimplikasi pada penurunan pertumbuhan ekonomi. IMF memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global turun dari 6,0 persen pada 2021 menjadi 3,2 persen pada 2022, dan 2,7 persen pada 2023. Pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi yang terendah sejak 2001 kecuali saat krisis keuangan global dan puncak pandemi COVID19.