Jannaka Foundation Geber Program Warung Bergulir
- istimewa
Malang – Sampai saat ini, kesejahteraan guru di tingkat Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih menjadi isru yang memprihatinkan. Hal tersebut membuat Jannaka Indonesia Group melalui Yayasan Jannaka, memberikan solusi jangka panjang dengan Program Pinjaman Pemodalan Warung Bergulir.
Pendiri Jannaka Group, Rino Lande selaku pendiri Janaka Group mengatakan program tersebut digelar sebagai salah satu cara untuk mencari solusi secara partisipatif terhadap para guru terkait kebutuhan finansial.
Mereka memberikan kesempatan kepada para guru untuk membentuk 10 kelompok untuk mengelola dukungan modal usaha yang diberikan ini akan berjalan sesuai rencana.
"Nanti anggota yang ada di kelompok itu ikut memonitoring penerimaan bantuan sebelumnya. Karena mereka merupakan waiting list, penerimaan bantuan selanjutnya. Jadi, kalau yang penerima awalnya tidak sukses, maka yang di bawahnya ini tidak kebagian. Sehingga kita bagi setiap kelompok terdiri dari 3-5 orang," sambungnya.
Saat ini, sudah ada 10 warung pertama yang menerima bantuan diwajibkan menabung sebesar Rp10 ribu per warung atau per orang setiap hari. Jadi dalam sebulan akan terkumpul Rp300 ribu per orang dalam sebulan, jumlah ini lalu dikalikan 10 orang, sehingga akan menjadi Rp3 juta.
"Sehingga di bulan berikutnya, akan terbentuk warung-warung baru dari anggota yang ada di bawahnya. Kategori yang diterima program ini orangnya harus mau berwirausaha, bertanggung jawab, dan amanah," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Camat Ngantang, Sunardi mengatakan kalau program ini sangat diperlukan kerjasama para guru-guru TK dan Paud.
"Ini sangat penting karena dana ini sifatnya bergulir, karena kalau dananya diberikan semuanya tidak cukup soalnya terbatas. Ini sebagai stimulan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil," jelasnya.
Selain itu, ia mengatakan kalau program semacam ini punya potensi kegagalan yang tinggi. Sehingga perlu adanya kerjasama dan keterbukaan.
"Kita harus merasa satu keluarga, jangan merasa egois dan dipakai sendiri. Maka kasihan anggota yang lain. Kasihan juga Pak Rino Lande yang jauh-jauh dari Jakarta hanya untuk membantu masyarakat di sini," pungkasnya.