Farzah Anak Baik, Korban Meninggal Dunia ke 135 Tragedi Kanjuruhan

Jenazah Farzah dimakamkan di TPU Sudimoro, Kota Malang
Sumber :
  • Viva Malang

MalangFarzah Dwi Kurniawan (20 tahun) warga Sudimoro Utara, Mojolangu, Lowokwaru Kota Malang, menjadi korban meninggal dunia ke 135 dalam Tragedi Kanjuruhan. Kabar ini membuat Aremania kembali diselimuti duka cita dan kesedihan. 

Nekat Jual Sabu-sabu, Tukang Las Dibekuk Polisi

Farzah menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 23 Oktober 2022 sekira pukul 23.00 WIB di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Sebelumnya selama 23 hari dirawat di RSSA selama itu pula mendiang menjalani masa kritis akibat gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan. 

Jenazah mendiang dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sudimoro, pada Senin, 24 Oktober 2022. Ratusan Aremania turut mengantar kepergian Farzah ke tempat peristirahatan terakhirnya. Beberapa kerabat, sahabat dan keluarga sangat terpukul dengan kepergian mendiang. 

DPP PPP dan PKB Beri Sinyal Koalisi pada Pilkada, di Jombang Belum Ada Gambaran

"Saya teman sejak kecil, anaknya itu baik, rajin dan pintar. Saya saat itu juga melihat (pertandingan Arema versus Persebaya). Cuma beda tribun. Teman-teman kampung (Farzah dan kawan-kawan) di Ekonomi saya di VIP (Stadion Kanjuruhan)," kata Amanda Febianti Putri (20 tahun). 

Amanda mengungkapkan, saat Tragedi Kanjuruhan korban berada di Tribun Selatan bersama rekan-rekannya. Tribun Selatan merupakan area paling banyak ditembakan gas air mata oleh polisi ke suporter.

Keren! 2 Pelajar MAN 1 Jombang Sabet Juara Pertama Lomba Robotik Tingkat Jawa Timur

"Saat dievakuasi wajahnya sudah membiru. Terus korban dibawa ke RSSA dan dirawat selama 23 hari karena kritis, hingga dikabarkan meninggal dunia," ujar Amanda. 

Amanda dan beberapa Aremania sempat kesal dengan dokter yang merawat korban. Sebab, di RSSA korban dinyatakan positif COVID-19. Hal ini membuat Aremania kecewa, sebab mereka menuding bahwa penyebab utamanya adalah gas air mata. 

"Dia dirawat selama 23 hari karena kritis di RSSA. Dia di COVID-19 kan, padahal dia kena gas air mata Tragedi Kanjuruhan. Selama dirawat tidak boleh dijenguk karena COVID jadi hanya kakaknya yang bisa menjaga," tutur Amanda.