Gusdurian Kecam Tindakan Represif Aparat Dalam Tragedi Kanjuruhan

Direktur Jaringan GUSDURian Indonesia, Alissa Wahid
Sumber :
  • Istimewa

Malang –  Jaringan Gusdurian Indonesia mengecam tindakan represif aparat keamanan dalam mengamankan kejadian ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang, 1 Oktober 2022 lalu. Kejadian ini setidaknya menewaskan 125 supporter Arema FC.

Arema FC dan Suporter Gelar Doa Bersama Korban Tragedi Kanjuruhan

Alissa Wahid, Direktur Jaringan GUSDURian Indonesia menyampaikan duka cita kepada korban dan keluarga korban atas tragedi kemanusiaan yang terjadi. Kemudian juga menyatakan sikap.

"Kami mengecam dan menyesalkan tindakan aparat yang represif dan menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Diduga ratusan korban meninggal dunia karena tindakan tersebut. Kepolisian harus melakukan evaluasi total terhadap protap keamanan pertandingan sepak bola," jelas Alissa, 3 Oktober 2022.

Progres Renovasi 85 Persen, Stadion Kanjuruhan Ditarget Bisa Digunakan di Akhir Tahun 2024

Kemudian Ia juga meminta Pemerintah Indonesia untuk mengusut tuntas tragedi kemanusiaan ini dengan membentuk tim investigasi independen dan menghukum siapa pun yang bersalah.

Juga meminta Komnas HAM untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan aparat dalam penanganan keamanan di stadion.

Kawal Putusan MK, Ribuan Massa Berusaha Duduki Gedung DPRD Kota Malang

"Gusdurian juga mendesak PSSI untuk membekukan segala aktivitas sepak bola sampai ada evaluasi yang menyeluruh terhadap penyelenggaraan pertandingan sepak bola," tegas Alissa dalam keterangan tertulis Jaringan Gusdurian Indonesia.

Kemudian juga mengimbau kepada masyarakat untuk memperkuat solidaritas dan melawan segala bentuk fanatisme buta. Tidak ada sepak bola yang lebih berharga daripada nyawa.