Tragedi Kanjuruhan, Presiden Arema FC Minta Maaf

Tragedi Kanjuruhan, Presiden Arema FC Minta Maaf
Sumber :
  • Istimewa

Malang – Peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur menyisakan duka mendalam. Tak terkecuali Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana.

Kasus Pelajar SD Terancam Buta Permanen di Jombang, Polisi Tetapkan Guru Sebagai Tersangka

Gilang mengucapkan duka mendalam atas musibah yang terjadi. Selain itu, ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh Aremania, masyarakat Malang dan semua yang terdampak akibat insiden yang terjadi di pekan ke 11 BRI Liga 1 2022 tersebut. 

"Sebagai Presiden Arema FC, saya meminta maaf kepada seluruh warga malang raya yang terdampak atas kejadian ini, saya sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan seratusan lebih korban jiwa," ungkap Gilang. 

DPRD Kota Malang Apresiasi Silpa 2023 Kota Malang Turun

"Saya turut merasakan duka yang mendalam dan berbelasungkawa untuk para Aremania yang menjadi korban dalam musibah Kanjuruhan tadi malam, semoga kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tambahnya. 

Tak hanya itu, sebagai langkah lanjutan, Gilang menginstruksikan jajaran manajemen Arema FC untuk berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan yang merawat para korban.

TMMD ke 120, TNI Bersinergi dengan Pemerintah dan Masyarakat di Jombang

"Saat  ini manajemen Arema FC terus berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk mengurus para korban. Kami meminta agar diberikan pelayanan yang  maksimal dalam penanganan korban luka-luka dan meminta pusat-pusat  kesehatan untuk menyampaikan pembiayaannya  kepada manajemen Arema, " jelasnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 berakhir dengan tragedi. Suporter tuan rumah menerobos masuk ke dalam lapangan begitu pertandingan usai. Mereka melampiaskan kekesalan karena tim jagoan kalah 2-3 dari Persebaya. 

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Nah, saat itulah massa panik dan  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak. 

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," ujar Kapolda Jawa Timur, Nico Afinta. 

Selain itu, dilaporkan sebanyak 13 kendaraan rusak. 10 mobil merupakan kendaraan dinas polisi. 3 merupakan mobil pribadi. 

Di sisi lain, Gilang juga mendukung penuh investigasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian terkait insiden tersebut." Kami juga mendukung penuh pengusutan yang dilakukan pihak kepolisian, dan memohon pihak-pihak untuk menahan diri sampai benar-benar ketemu titik terang permasalahannya," tegas Gilang.