Tragedi Kanjuruhan, Muhadjir Harus Ada yang Bertanggungjawab!

Tragedi Kanjuruhan, Muhadjir Harus Evaluasi Keseluruhan
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Pasca insiden yang terjadi di Stadion Kajuruhan Malang, Menko PMK Muhadjir Effendi langsung datang dan melihat langsung kondisi terkini di sekitar lokasi.

Lutfil Hakim: PWI Malang Raya Harus Ikut Serta Memajukan Pembangunan di 3 Daerah

Muhadjir melihat langsung bekas-bekas kerusuhan memilukan yang menewaskan sekitar 130 Aremania dan ratusan lainnya terluka. Bahkan, ia juga menyaksikan sejumlah mobil yang terbakar dan sisa-sisa tragedi di Stadion Kanjuruhan.

"Temuannya gak karu-karuan ada chaos ada keributan. Arahan Presiden (Joko Widodo) jelas. Pemerintah sangat menyesalkan peristiwa ini disaat kita memberi kelonggaran event pertandingan event sepakbola. Seiring berakhirnya Covid-19 dan menuju endemi kok diwarnai kejadian sangat memilukan ini," kata Muhadjir, Minggu, 2 oktober 2022. 

PWI Dianggap Mampu Tarik Investor Untuk Pembangunan di Malang Raya

Terkait peristiwa itu, Muhadjir telah meminta laporan dari Polda Jawa Timur. Polisi setempat mengkonfirmasi bakal melakukan investigasi dengan cepat. Selain investigasi penyebab kematian ratusan Aremania harus ada yang bertanggungjawab dalam kejadian ini. 

"Perintah presiden jelas, segera investigasi secepat mungkin dan harus ada yang bertanggungjawab," ujar Muhadjir. 

Lathifah Shohib Ikuti Pembekalan Bacakada, Sinyal Maju Pilbup Malang Semakin Kuat

Selain itu, pemerintah pusat juga memastikan seluruh korban meninggal dunia dan luka-luka akan mendapat pelayanan medis sebaik-baiknya. 

"Dipastikan yang menjadi korban meninggal dunia atau cedera mendapat pelayanan medis dan lain sebaik-baiknya," tandasnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 berakhir dengan tragedi. Suporter tuan rumah menerobos masuk ke dalam lapangan begitu pertandingan usai. Mereka melampiaskan kekesalan karena tim jagoan kalah 2-3 dari Persebaya. 

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Nah, saat itulah massa panik dan  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.  "Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," ujar Kapolda Jawa Timur, Nico Afinta. 

Selain itu, dilaporkan sebanyak 13 kendaraan rusak. 10 mobil merupakan kendaraan dinas polisi. 3 merupakan mobil pribadi. "180 orang masih dalam proses perawatan masih dalam proses penyembuhan tim medis," ujar Nico.