Kisah Cawabup Jombang Nomor Urut 1 Di Mata Istri, Dari Aktivis Berujung Romantis
- Elok Apriyanto/Jombang
"Orang lain saja diurus sama beliau, apalagi istri dan anak-anaknya kelak. Itulah alasan mengapa saya mau berhubungan dengan Mas Rambah dan bersedia menjadi istri beliau," kata Wiwin.
Penilaian atas Sumrambah sebagai sosok laki-laki idaman dan mempunyai kepedulian kepada sesama, telah dilihat dan dirasakan sejak mereka awal bertemu hingga berpacaran.
Wiwin mengisahkan, pada tahun 1996 hingga 1998, atau masa sebelum mereka berpacaran, Sumrambah pernah berjualan soto dan beras.
Keuntungan dari berjualan rupanya digunakan untuk membiayai aktivitas diskusi mahasiswa, serta untuk membantu temannya sesama mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi.
"Sebelum tahun 1998, waktu beliau jualan soto, beras, aku ikut bantu. Aku waktu itu ya tertarik saja, ini ada orang kok perhatian sekali sama teman-temannya. Jual soto, jualan beras, keuntungannya digunakan untuk ngopeni teman-temannya yang kekurangan waktu kuliah," ujar Wiwin.
Tak hanya itu, menurut Wiwin, Sumrambah merupakan sosok laki-laki setia, tidak banyak menuntut, hingga bisa memperlakukan perempuan selayaknya perempuan.
Kelanggengan hubungan mereka, diakui Wiwin berasal dari sikap saling percaya diantara mereka.
Sebagai istri Sumrambah, Wiwin merasa diperlakukan sebagai manusia seutuhnya, bukan sebagai perempuan yang berperan sebagai "konco wingking" atau perempuan yang harus terikat pada budaya patriarki.