Tembok Penahan Saluran Rusak, Dinas PUPR Jombang Bakal Lapor BBWS
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Adanya kekhawatiran warga Desa Karanglo, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang Jawa Timur, terkait kondisi tembok penahan saluran yang rusak, mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten setempat.
Bahkan, pihak Desa hingga Pemerintah Kabupaten Jombang, bakal melaporkan keluhan warga itu ke balai besar wilayah sungai (BBWS) Brantas.
Kepala Desa Karanglo, Habib Ghofir membenarkan bila adanya kerusakan tembok penahan saluran Rejoagung II, yang berada di Dusun Klagen, Desa Karanglo.
Tak hanya itu, pihaknya menyebut kerusakan tembok penahan saluran itu sudah berlangsung lama, padahal proyek pembangunan tembok penahan saluran itu baru selesai dikerjakan tahun kemarin.
"Itu rusaknya bulan Februari kemarin," kata Habib, Selasa, 15 April 2025.
Pihaknya pun menegaskan bahwa selain kualitas bangunan, memang ada faktor alam yang mengakibatkan tembok penahan saluran ambrol di beberapa titik.
"Debit air memang tinggi. Dulu sudah rusak dan sudah diperbaiki," ujarnya.
Sementara itu, Kabid SDA Dinas PUPR Jombang Sultoni mengatakan, pihaknya akan segera memberi laporan ke BBWS Brantas terkait rusaknya tembok penahan saluran tersebut.
"Kami hanya memberikan laporan kesana (BBWS). Terkait untuk tindakan perbaikan bukan kewenangan kami," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat hujan tembok penahan saluran Rejoagung II, yang berada di Dusun Klagen, Desa Karanglo, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang ambrol.
Kondisi ini membuat warga sekitar resah lantaran titik lokasi tembok penahan saluran yang ambrol berada dekat dengan rumah warga.
Sukar warga setempat mengatakan, bagian tembok penahan saluran sudah terlihat berantakan. Tanah juga ambles parah hampir menggerus rumah warga.
"Itu sudah beberapa bulan rusaknya. Kalau tidan salah bulan Februari kemarin," katanya, Selasa 15 April 2025.
Ia menegaskan bahwa, kerusakan tembok penahan saluran itu dikarenakan hujan yang deras membuat debit air naik tinggi.
"Debit air tinggi jadi langsung ambrol," ujarnya.
Hanya saja, sambung Sukar, ia merasa heran padahal tembok penahan saluran tersebut baru dibangun tahun kemarin.
"Itu baru dibangun dan sudah rusak dua kali ini," tuturnya.
Ia pun menduga bahwa penyebab kerusakan selain faktor alam, juga dikarenakan kualitas pekerjaan buruk, sehingga bangunan gampang rusak.
"Ya masangnya mungkin kurang maksimal. Jadi mudah rusak," katanya.