Bocah di Kota Malang Dirundung Teman 'Mabar' Sampai Trauma

Ilustrasi stop perundungan
Sumber :
  • Pixabay

Malang – Seorang bocah di bawah umur di Kota Malang menjadi korban perundungan oleh 4 bocah di bawah umur yang diketahui merupakan teman main bareng (mabar) game online. Ironisnya aksi perundungan itu direkam hingga viral. 

Ibu dari korban perundungan adalah, Gabriela Putri Lake warga Lowokwaru, Kota Malang. Dia mengungkapkan, perundungan itu terjadi sekira bulan Juli 2022 lalu. Saat itu anaknya bilang sering di bully teman, karena dia tidak mengetahui persis peristiwanya dia menanggapinya dengan wajar. Lalu pada 24 Agustus 2022 kemarin dia mendapat video perundungan itu dari orang lain. 

Dalam video itu, korban mendapat kekerasan berupa pemukulan dengan bantal, mainan dan benda lainnya. Kemudian korban juga ditelanjangi hingga terlihat hanya memakai celana dalam saja. Korban dalam video itu terlihat tidak berdaya. 

"Kami langsung lapor ke Polsek Lowokwaru dan disarankan ke Unit PPA Polresta Malang Kota kami bikin laporan dan di suruh visum. Anak saya dibentaki, dipukuli, dan ditelanjangi sampai pakai celana dalam saja, direkam juga," kata Gabriela pada, Kamis, 1 September 2022. 

Gabriela mengungkapkan bahwa laporan kepada Polresta Malang Kota sudah dilakukan sejak 25 Agustus kemarin. Tetapi sampai saat ini belum ada tindakan dari Polisi.

"Tanggal 25 (Agustus) saya sudah buat laporan sampai sekarang belum ada tindakan. Setelah laporan belum ada informasi apa-apa. Sudah 1 minggu," ujar Gabriela. 

Dia pun mengungkapkan perundungan ini terjadi sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan di kawasan Taman Krida Budaya Jawa Timur. 

"Bullying ini 2 kali tapi yang pertama saya tidak tahu videonya. Yang merekam 4 orang mereka semua teman, teman main. Sempat tidak mau sekolah 2 hari, kini sudah sekolah lagi karena mungkin fisiknya tidak apa-apa tapi psikisnya jadi korban bully itu," tutur Gabriela. 

Gabriela mengatakan, bahwa keinginan keluarga, para pelaku bullying mengambil pelajaran agar tidak mengulangi perbuatannya. Apalagi mereka juga mencoba bertemu keluarga terduga pelaku tetapi ditanggapi dengan cuek. Mereka pun memutuskan lapor polisi. 

"Kami ingin ada efek jera supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi. Di kasih shock terapy makanya lapor polisi supaya anak-anak itu takut jangan bully lagi video sampai telanjang begitu. Saya minta ada tanggapan dan cepat ditangani kita belum dipanggil sebagai saksi," kata Gabriela.