Model Pembelajaran Kelas Rangkap Jadi Strategi Atasi Kekurangan Guru

Pembelajaran literasi di Kelas Rangkap I dan II SDN Ngadisari 2.
Sumber :
  • Istimewa

Malang, VIVA – Penyebaran dan distribusi guru belum sepenuhnya merata di negeri ini. Masalah ini bisa memengaruhi kualitas pendidikan suatu daerah. Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Probolinggo berinisiatif mencoba Model Pembelajaran Kelas Rangkap (Multigrade) untuk mengatasi masalah itu.

Dalam Model Pembelajaran Kelas Rangkap, seorang guru mengajar dua kelas sekaligus dalam ruangan dan waktu yang sama. Memang bukan hal mudah bagi sekolah untuk mempratikkannya. 

Namun, langkah ini dapat menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi tenaga pengajar yang seharusnya membutuhkan tiga atau empat guru, menjadi satu guru saja.

“Guru menjadi tidak wira-wiri pindah kelas. Kalau pisah kelas, guru bisa cepat berkurang energinya karena berpindah-pindah ruangan. Belum siang sudah lapar dulu, akhirnya mojok, mencari kantin,” kata Kepala SDN Ngadisari 2 Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Marsini Astuti, Jumat, 23 Juni 2023.

Marsini telah memimpin sekolah yang berada di lereng Gunung Bromo ini selama tujuh tahun. Dia memang berkeinginan menerapkan Model Pembelajaran Kelas Rangkap di tempatnya bertugas sejak awal mengetahui.

“Semula ya kesulitan tetapi sekarang sudah biasa. Meski, setiap ganti tahun ajaran baru, para guru mulai bingung sebab harus menyiapkan materi dan tujuan pelajaran baru,” ujar Marsini.

Untuk itu, mereka membutuhkan adanya Kurikulum Kelas Rangkap tersendiri. Pola pengajaran di kelas tidak sama dengan kelas non rangkap. Para guru membuat materi sendiri sesuai arahan saat pelatihan-pelatihan Kelas Rangkap.