Ayah Bocah SD di Malang Ungkap Korban Pengeroyokan Lebih Dari Satu

Ilustrasi perundungan
Sumber :
  • ANTARA News/Andre Angkawijaya

Malang – Orang tua bocah kelas 2 SD di Kepanjen, Kabupaten Malang Edi Subandi mengungkapkan ada beberapa korban pengeroyokan selain anaknya di sekolah itu. Dia menyebut kakak kelas di sekolah itu sering melakukan perundungan ke bocah lainnya. 

Pelaku pengeroyokan rata-rata duduk di kelas 6 SD. Pada kasus-kasus sebelumnya, selalu diselesaikan dengan surat pernyataan oleh pihak sekolah. Namun, sanksi itu ternyata tidaklah cukup. Setelah kasus itu menimpa anaknya dia akhirnya melapor ke polisi karena dianggap sudah keterlaluan. 

"Jadi yang ini selesai, cari korban lain. Lalu yang terparah anak saya, makanya saya sama anggota keluarga lain tidak terima lalu lapor ke PPA Polres Malang," kata Edi, Kamis, 24 November 2022. 

Bocah ini dikeroyok oleh sejumlah kakak kelasnya. Pengakuan dari orangtua korban hal itu diterima berkali-kali oleh buah hatinya. Pengeroyokan yang dilakukan pada Jumat, 11 November 2022 merupakan yang paling parah. 

Sebab, korban harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi, sejak Kamis, 17 November 2022 lalu karena koma. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk melapor ke Polres Malang. 

"Masalahnya ini adalah urusan nyawa. Kita sama anggota keluarga lain juga sudah tidak terima. Kami diminta oleh PPA (Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Malang) untuk fokus kepada anak kami, biar urusan hukumnya di PPA," ujar Edi.

Edi mengungkapkan jika anaknya menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya sejak kelas 1 SD. Anaknya sering dipalak. Jika tidak menuruti anaknya langsung di keroyok. Hasil rekam medik dokter dengan pemeriksaan dan foto rontgen, ada beberapa luka akibat kekerasan yang diterima anaknya. Diantaranya di bagian dada dan kepala.