CEO Ngalup.co Jadi Juri Dalam 5th Korea ASEAN Business Model Competition 2024

CEO Ngalup.co, Andina Paramitha saat menjadi juri
Sumber :
  • istimewa

Malang – VIVA - Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dikenal sebagai Macan Asia berkat kekuatan perekonomiannya. Apalagi, di era transformasi teknologi, ekosistem startup di wilayah tersebut mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. 

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, pertumbuhan ekonomi digital di pasar ASEAN diprediksi bisa mencapai USD 2 triliun pada 2030.

Hal ini melatarbelakangi Kementerian Koperasi dan UKM bersama Ministry of SMEs and Startups (MSS) Korea menggelar the 5th Korea-ASEAN Business Model Competition 2024.  Tujuannya, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (SDG’s). Acara ini digelar rutin tahunan dan di tahun 2024 ini sudah memasuki tahun kelima.

Dalam kesempatan ini, terdapat 10 startup yang berkompetisi, antara lain REharvest Co, Ltd. (Korea) Bahan Tambahan Makanan Ramah Lingkungan, NUXCLE (Indonesia) Sepeda Kargo Listrik yang Dapat Disesuaikan, RIFFAI (Laos) Visualisasi dalam AI dan pembelajaran mesin, Millennial Flavor Town (Korea) Santapan Masa Depan yang Berkelanjutan: Alternatif Marmer Hanwoo Bebas Daging, Reclimate Sdn Bhd (Malaysia) komunitas petani untuk menghasilkan pendapatan tambahan dari kredit karbon, BIKI (Indonesia) Perusahaan rintisan teknologi Agrifood, Faradays Energy (Malaysia) solusi energi terbarukan melalui teknologi sel bahan bakar berbasis hidrogen, Print Squares (Laos) Mendaur ulang botol air PET menjadi filamen printer 3D, Rebricks Indonesia perusahaan perintis yang berdedikasi untuk mendaur ulang sampah plastik yang ditolak menjadi bahan bangunan ramah lingkungan yang berkualitas. Serta, Goat Farm (Korea) Praktik Pertanian Berkelanjutan.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, CEO Ngalup.co, Andina Paramitha mendapat kesempatan menjadi mentor dan memberikan materi kepada peserta.

“Disini, saya memberikan materi mengenai sustainable scaling. Startup yang ingin tumbuh besar tidak hanya perlu fokus pada ekspansi, tetapi juga pada sustainable scaling—mengembangkan bisnis tanpa mengorbankan stabilitas jangka panjang,” kata dia.

Sebab, dengan memahami cara menyeimbangkan inovasi dan efisiensi, startup dapat bertumbuh secara berkelanjutan.