Dinkes Gencarkan Kampanye PHBS, Fokus Asi Eksklusif dan Tidak Merokok
- VIVA Malang / Galih Rakasiwi
"Dua indikator yang menjadi ganjalan utama adalah rendahnya angka pemberian ASI eksklusif dan tingginya angka perilaku merokok di masyarakat," katanya.
Kedua indikator ini memiliki tingkat pencapaian terendah dibandingkan delapan indikator lainnya dalam penilaian PHBS.
"Jika dua indikator ini belum terpenuhi, maka masyarakat belum dapat dikatakan menerapkan PHBS secara penuh," tuturnya.
Perempuan yang biasa disapa Yayak menjelaskan bahwa rendahnya angka pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain ibu yang berprofesi sebagai wanita karir, produksi ASI yang tidak mencukupi, atau dalam beberapa kasus, ASI tidak keluar sama sekali.
"Padahal, pemberian ASI eksklusif sangat penting bagi pertumbuhan optimal bayi dan pencegahan stunting. Sementara itu, perilaku tidak merokok menjadi tantangan terbesar dalam penerapan PHBS," katanya.
Ia mengakui bahwa sulit untuk mengubah perilaku merokok karena kesadaran pelakunya masih rendah.
"Perilaku tidak merokok adalah indikator yang paling sulit dicapai karena sangat bergantung pada kesadaran individu," katanya.