Tren Konten Kekinian Media Sosial

Tren Konten Kekinian Media Sosial
Sumber :

Malang – Saat ini, banyak variasi konten yang berseliweran di media sosial. Ada beberapa hal, yang diprediksi akan menjadi tren, utamanya bagi yang ingin memperluas jaringan melalui platofrm digital.

Dilansir dari buku Rintisan dan data dari Hubspot, tren tersebut antara lain:

1. Remixing adalah UGC yang Baru

User Generated Content (UGC) adalah konten personalisasi yang bisa dibuat untuk masing-masing pengguna. Sedangkan remixing adalah pembuatan ulang konten yang sudah ada sebelumnya, yang diubah menjadi konten yang terlihat baru.

Hal ini banyak digunakan setelah adanya tren challenge, duet hingga saling membalas komentar menggunakan video menjadi populer.

2. Fokuskan Konten Dengan 4C

Community, Contactless, Cleanliness dan Compassion (4C) bisa membentuk value sebuah brand dan membantu komunikasi dengan konsumen. Sehingga, pelanggan akan merasa lebih dekat dengan bisnis yang kita miliki. 

Hal ini dipicu dengan adanya perubahan behavior konsumen saat masa oandemi Covid-19. 

3. Meme

Saat ini, meme merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dan penyebarannya cenderung lebih cepat. Sebab, hal ini disampaikan dengan cara yang unik, lucu dan menyenangkan.

Sebagai konten kreator, gunakan meme sesuai dengan konteks dan tujuan yang baik. Misalnya membujuk konsumen, membuat creative campaign, atau meningkatkan brand awareness. 

4. Live Streaming dan Video Pendek

Kekinian, live streaming di berbagai platform banyak dilakukan untuk berjualan online, main game hingga webinar. 

Selain itu, warga net juga gemar menonton short video di TikTok, Instagram Story hingga platform lainnya. Dengan menonton video pendek, pengguna lebih leluasa melihat video pendek lainnya.

Dengan melihat konten video dengan waktu yang singkat, netizen cenderung ingin melihat konten yang relevan dengan apa yang dirasakan dengan waktu yang singkat.

5. Percakapan

Dikutip dari Ekrut, keterlibatan dengan pengguna menjadi nilai plus dalam strategi marketing saat ini. 

Salah satunya, dengan percakapan. Ini adalah bagian dari memanusiakan merek, agar merek bisa terhubung dengan pengguna dan membangun hubungan yang lebih kuat untuk pemasaran berkelanjutan. 

Salah satu saran dari riset tersebut menyoroti tentang kesenjangan yang terjadi antara departemen marketing dan customer service. Bila dua departemen ini berkolaborasi maka akan mampu membangun strategi pemasaran yang tepat untuk menjangkau pelanggan. 

Salah satu caranya, bisa memaksimalkan fungsi dari chatbot, video streaming dan saluran media untuk membangun koneksi otentik dengan konsumen dalam rangka memanusiakan merek.

6. Pemasaran Jadul

Strategi pemasaran akan beralih ke cara yang lebih sederhana, termasuk menggunakan pola pemasaran lama seperti buletin, podcast hingga SMS. 

Tak hanya itu, industri juga melihat bahwa tren podcast mulai ramai kembali digunakan dalam pencarian suara, catatan suara atau tweet suara. 

Metode komunikasi online tweet suara ini memang masih terbilang baru, namun telah menghasilkan 164.000 mentions dengan 744.400 engagement.