Wisata dan Pendidikan Picu Inflasi Kota Malang
- google/detik.com
Malang – Sepanjang bulan Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat angka inflasi sebesar 0,76 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari angka inflasi Jawa Timur yang berada di angka 0,61 persen dan nasional sebesar 0,64 persen.
"Pada Juli 2022 lalu banyak kenaikkan. Pemerintah menaikkan tarif listrik, BBM non subsidi. Anak-anak mulai masuk sekolah. Karena itu penyumbang inflasi pada SD dan SMA pada komoditas pendidikan mencapai 2,09 persen," jelas Erny Fatma, Kepala BPS Kota Malang.
Sementara, kata dia, untuk jenjang SMP, tidak ada kenaikan biaya pendidikan. Sedangkan, untuk jenjang SMA, mengalami kenaikan.
Erny menyatakan, kenaikan inflasi Kota Malang juga dipicu oleh kenaikan tarif pada destinasi wisata. Selain itu, transportasi udara juga naik 1,14 persen.
"Serta adanya kenaikkan minyak dunia, maka harga avtur juga naik. "Penumpang dari bandara di Malang cukup tinggi," ungkap dia.
Selain itu, beberapa komoditas memberi sumbangan inflasi. Seperti bawang merah dan bawang putih yang harganya melangit pada Juli 2022 lalu. Hal ini karena anomali cuaca dan berdampak pada hasil panen. Bawang merah sempat naik 34 persen.
Cabai merah juga naik 27,45 persen. Rokok filter naik 1,71 persen karena ada kenaikkan cukai.
Harga daging ayam ras naik 2,01 persen. Soto, nasi dengan lauk juga naik. Ini karena bahan baku naik plus ada kenaikkan gas elpiji non subsidi.
Sedang komoditas penyumbang deflasi adalah harga minyak goreng turun karena campur tangan pemerintah. Turunnya hingga 8,2 persen.
"Tapi bagi ibu rumah tangga masih ingin harga migor yang lama ya," kata dia.
Di sejumlah supermarket ada promosi penurunan harga migor yang relatif membantu ibu rumah tangga. Sehingga migor kemasan dua liter ada yang dijual promo Rp 38.000.
Komoditas yang turun lainnya adalah sayur bayam, emas perhiasan, ikan mujaer, anggur, nangka muda, beras, pisang dan udang basah.
Sementara itu, dari delapan kota yang dijadikan survei IHK (Indeks Harga Konsumen) pada Juli 2022 adalan inflasi tertinggi di Kabupaten Sumenep mencapai 1,04 persen.
Sedang inflasi terendah ada di Kota Probolinggo sebesar 0,52 persen.