Tragedi Kanjuruhan, Ada Dugaan Kejahatan Sistematis

Tragedi Kanjuruhan
Sumber :
  • Viva Malang

Tindak kekerasan yang dialami para suporter saat tragedi Kanjuruhan tidak hanya dilakukan oleh anggota Polri. Tetapi juga dilakukan oleh prajurit TNI dengan berbagai bentuk seperti menyeret, memukul, dan menendang. 

Berdasarkan kesaksian para suporter, penembakan gas air mata tidak hanya ditujukan ke bagian lapangan, tetapi juga mengarah ke bagian Tribun sisi Selatan, Timur, dan Utara. Sehingga hal tersebut menimbulkan kepanikan yang luar biasa bagi suporter yang berada di Tribun. 

"Bahwa saat ingin keluar dengan kondisi akses evakuasi yang sempit, terjadi penumpukan di sejumlah pintu yang terkunci. Bahwa di dalam ruangan yang sangat terbatas tersebut, diperparah dengan masifnya penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian. Hal ini berdampak sangat fatal yang mengakibatkan para korban sulit bernafas hingga menimbulkan korban jiwa," katanya. 

Fakta lainnya saat peristiwa berlangsung. Setelah mengalami rentetan peristiwa kekerasan, para suporter yang keluar dengan kondisi berdesak-desakan, minim mengalami pertolongan dengan segera dari pihak aparat kepolisian. Para korban dengan caranya sendiri berusaha untuk keluar dari tribun. 

"Peristiwa kekerasan dan penderitaan tidak hanya terjadi di dalam Stadion, tetapi juga terjadi di luar Stadion. Diketahui, aparat kepolisian juga ikut melakukan penembakan gas air mata kepada para suporter yang berada di luar stadion," ujarnya. 

Pasca Tragedi Kanjuruhan

Daniel menuturkan, pasca peristiwa, diketahui ada pihak-pihak tertentu yang melakukan tindakan intimidasi baik melalui sarana komunikasi maupun secara langsung. Mereka menduga hal ini dilakukan agar menimbulkan suatu ketakutan kepada para saksi dan korban agar tidak memberikan suatu kesaksian.