Cara Pemkot Malang Atasi Stunting

Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko
Sumber :

Malang – Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menegaskan Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk melakukan upaya percepatan pencegahan stunting. Menurutnya hal ini sejalan dengan visi dan misi mereka dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya bagi semua warga. 

Konsistensi Perempuan Golkar Bersatu Dampingi Penyintas Tragedi Kanjuruhan

Edi menyebut, penanganan dan pencegahan stunting harus didukung oleh seluruh jajaran perangkat daerah di Pemkot Malang. Mereka tidak ingin ditemukan kasus stunting di Kota Malang. Apalagi penanganan kasus stunting menjadi gerakan nasional. 

"Poin utamanya adalah membangun komitmen dengan OPD. Jangan sampai sudah ada rekomendasi tapi tidak masuk di program masing-masing perangkat. Bukan tugasnya Dinas Sosial atau Dinas Kesehatan saja untuk menurunkan angka stunting. Jadi langkah-langkahnya ada yang bersifat preventif maupun intervensi,” kata Sofyan Edi, Kamis, (28/7/2022). 

Pj Wali Kota Malang Terima Penghargaan Pembangunan Daerah Tingkat Nasional 2024

Pria yang akrab disapa Bung Edi, itu mengatakan, upaya preventif penanganan kasus stunting dapat berupa edukasi ditujukan kepada calon pengantin. Sehingga dapat mencegah kelahiran anak stunting. 

“Karena mereka ini adalah calon ibu, calon bapak. Ini juga ada edukasi, supaya dipersiapkan betul-betul nanti saat membawa kandungan dan merawat bayinya secara baik,” ujar Sofyan. 

Resahkan Warga Kota Malang, Polisi Tangkap Seorang Duda Pelaku Eksibisionis

Bung Edi mengatakan, edukasi ini tepat ditujukan kepada calon ibu. Tujuannya untuk mencegah terjadinya 3T atau ibu melahirkan terlalu muda, terlalu cepat atau rapat jarak kelahiran dan terlalu tua. 

“Begitu juga edukasi kepada ibu yang masih produktif, bagaimana sebetulnya merawat keluarga sekaligus reproduksi ibu. Jarak (melahirkan) terlalu pendek kurang bagus, jadi ada tiga T itu tadi. Ini yang menjadi sasaran,” tutur Sofyan. 

Jurus Pemkot Malang, lainnya adalah melakukan intervensi untuk bayi yang lahir dan dinyatakan beresiko stunting. Intervensi itu antara lain penanganan psikologi, kesehatan, maupun secara sosial kemasyarakatan. 

"Supaya mereka bisa diselamatkan. Masih ada kesempatan seribu hari pertama untuk menyelamatkan anak-anak yang dikatakan resiko stunting,” ujar Bung Edi. 

Langkah selanjutnya, untuk menyukseskan upaya percepatan pencegahan dan penanganan stunting. Pemkot Malang mengajak kolaborasi serta partisipasi semua pihak dari pemerintah daerah maupun dari berbagai pihak. 

“Untuk itu, harus ada pendampingan dari tenaga medis, relawan, PKK, BKKBN, jajaran perangkat daerah dan berbagai pihak lain.  Sebagai upaya bersama penanganan bayi beresiko stunting,” kata Bung Edi.