Pemkab Malang Larang Penggunaan Pengeras Suara Luar Saat Salat Tarawih dan Tadarus
- VIVA Malang / Uki Rama
Malang, VIVA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menerbitkan Surat Edaran (SE) terkait pedoman penyelenggaraan ibadah Ramadan 2025. Salah satu poin utama dalam SE tersebut adalah pembatasan penggunaan pengeras suara luar selama salat tarawih dan tadarus Alquran di masjid maupun musala.
Kebijakan ini merujuk pada Surat Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang Nomor: B.1-018./DP-KI/2025 tertanggal 17 Februari 2025 atau 18 Sya’ban 1446 H tentang Seruan dan Tausiyah Menyambut Ramadan 1446 H.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Nurman Ramdansyah, menjelaskan bahwa selama bulan Ramadan, penggunaan pengeras suara harus mengikuti pedoman yang telah ditetapkan.
“Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan, baik dalam pelaksanaan salat tarawih, ceramah atau kajian Ramadan, dan tadarus Alquran, wajib menggunakan pengeras suara dalam,” kata Nurman dalam keterangan tertulis, Minggu, 2 Maret 2025.
Kebijakan ini selaras dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala. Beberapa ketentuannya meliputi:
•Azan tetap menggunakan pengeras suara luar.
•Sebelum azan subuh, pembacaan Al-Qur’an atau shalawat atau tarhim boleh menggunakan pengeras suara luar maksimal 10 menit.
•Sebelum azan Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya, pembacaan Alquran atau shalawat atau tarhim boleh menggunakan pengeras suara luar maksimal 5 menit.
•Takbiran Idul fitri menggunakan pengeras suara luar hingga pukul 22.00 WIB dan dapat dilanjutkan dengan pengeras suara dalam.
•Salat Idul fitri boleh menggunakan pengeras suara luar.
Selain aturan pengeras suara, Pemkab Malang juga menginstruksikan pemilik usaha hiburan untuk tutup sementara selama Ramadan. Sementara itu, restoran, kafe, dan rumah makan diminta tidak menjual minuman beralkohol serta memasang tirai penutup saat beroperasi.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan keamanan, menjaga toleransi, serta mengoptimalkan zakat, infak, dan sedekah,” tutur Nurman.
Dengan kebijakan ini, Pemkab Malang berharap Ramadan dapat berjalan dengan khusyuk dan tetap menjaga harmoni di tengah masyarakat.