BBM Naik Organda Malang Raya Minta Subsidi Khusus

Angkutan umum di Kota Malang
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Ketua Organda Malang Raya, Rudi Soesamto mendesak kepada pemerintah untuk memberikan subsidi BBM khusus ke seluruh kendaraan plat kuning. Sebab, kenaikan harga BBM yang ada dinilai secara tiba-tiba. Sehingga pengelola angkutan darat tidak bisa melakukan penyesuaian. 

Melihat Gelaran Car Meet Up 2024 Pertama Kali di Pasuruan

Menurutnya bentuk subsidi BBM khusus dibutuhkan untuk meringankan kondisi ekonomi para sopir. 

"Ya kalau enggak bisa dari pemerintah pusat, dari pemerintah daerahnya. Misal sehari entah 5 liter atau 10 liter itu untuk kendaraan plat kuning harganya bisa disubsidi khusus. Kita tanpa bantuan pemerintah tidak bisa kalau menyiasati sendiri," katanya, Rabu, September 2022. 

PKB Jombang Optimistis Usung Kades di Pilkada Jombang 2024, Wakilnya Bisa dari Kalangan Nahdliyin

Perlu diketahui, kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dikeluhkan sopir angkutan darat. Salah satunya sopir angkutan umum di Kota Malang, Jawa Timur yakni Sugianto (54 tahun). 

Dia sehari-hari menjadi sopir jurusan Lawang, Kabupaten Malang - Terminal Arjosari, Kota Malang. Penghasilan bersih yang diterima setiap hari tidak menentu, antara Rp15 ribu hingga Rp50 ribu sebelum harga BBM naik.  

Antusiasnya Ratusan Anak Ikut Lomba Menggambar dan Berhitung PPLIPI Pasuruan

Untuk kebutuhan BBM setiap hari yang dibelinya yaitu sekitar 12 liter dengan tiga kali jalan bolak balik. Menurutnya, dengan adanya harga BBM naik telah menambah beban kesulitan para sopir yang saat ini mengalami sepi penumpang. 

Pria yang sudah 30 tahun menjadi sopir angkutan umum itu juga khawatir, untuk penghasilan yang diterima nantinya semakin berkurang. 

"Sudah pasti sangat menyulitkan sopir. BBM naik, operasional bertambah, penghasilan semakin berkurang, angkot terus sepi mas," ujarnya. 

Dikatakannya, kondisi sopir saat ini semakin susah. Sekali perjalanan, hanya sering rata-rata mendapatkan sekitar tiga penumpang. Tarif yang dipatok olehnya sesuai jarak jauh - dekat dari masing-masing penumpang. 

Dia pun berencana untuk menaikkan tarif dengan keputusannya sendiri sebesar Rp1.000. Hal itu dilakukan karena terpaksa dengan menyesuaikan kondisi yang ada. 

"Kalau dari Lawang ke Arjosari saya tarik Rp5.000, tapi karena BBM naik jadi Rp6.000, itu aja tadi ada yang enggak mau. Sekali narik ya gitu seringnya dapat hanya satu sampai tiga penumpang, sudah enggak pernah lagi full penumpang," tuturnya. 

Sugianto mengungkapkan bahwa sepinya penumpang angkutan umum karena telah kalah saing dengan taksi dan ojek online. Selain itu, semakin banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi dengan cara mudah yakni kredit. 

Meski begitu, dia pun tetap memilih bertahan menjadi sopir angkutan umum karena tidak memiliki pilihan pekerjaan lainnya. 

"Saya ini sudah tua mas, mau alih profesi jadi kuli atau tukang enggak kuat tenaganya, makanya kebanyakan yang bertahan ini sopir yang tua-tua," katanya. 

Perlu diketahui, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan, subsidi, hingga non subsidi. Penyesuaian harga BBM tersebut berlaku satu jam sejak diumumkannya pada Sabtu 3 September 2022 yakni berlaku sejak pukul 14.30 WIB.

Adapun ketiga BBM tersebut antara lain yakni Pertalite, Solar subsidi, hingga Pertamax. Rinciannya yakni Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, Solar subsidi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sementara Pertamax mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.