Pemkot Pasuruan Tandatangani Komitmen Bersama Menuju Provinsi Jatim 100 Persen Stop BAB Sembarangan
- VIVA Malang / Mochamad Rois (Pasuruan)
Pasuruan, VIVA – Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo atau Mas Adi menghadiri acara Dialog Membangun Komitmen Bersama Menuju Provinsi Jawa Timur 100 Persen Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Tahun 2024. Kegiatan ini digelar di Ruang Hayam Wuruk, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, pada pada Kamis, 28 Maret 2024 lalu.
Pada kesempatan dialog tersebut, dirangkai dengan penandatanganan komitmen bersama percepatan penuntasan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) oleh PJ Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota/Bupati di delapan Kabupaten/Kota di Jawa Timur lainnya.
Mas Adi saat berdialog menyampaikan, dalam upaya stop BAB sembarangan, Pemkot Pasuruan telah memberikan bantuan pembangunan sanitasi kepada masyarakat. Tujuannya, untuk mengubah kebiasaan buang air besar sembarangan, sehingga kawasan open defecation free (ODF) bisa lebih cepat terealisasi.
“Tentu, ini menjadi semangat kita semua untuk menyelesaikan permasalahan SBS. Di Kota Pasuruan, dari total 34 kelurahan, sudah ada 32 kelurahan yang sudah mendapat bantuan sanitasi," kata Mas Adi.
Lanjutnya, di tahun 2024 Pemkot Pasuruan telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan septic tank individu dan sambungan rumah (SR). Pasalnya, ketersediaan jamban ini menjadi salah satu indikator kesukseskan percepatan SBS.
“Mengingat permasalahan SBS ini sangat penting, sebab dapat berdampak pada kesehatan masyarakat salah satunya stunting,” katanya.
Untuk itu, dalam hal ini Mas Adi menekankan pentingnya mensosialisasikan dan membangun kesepahaman bersama terkait stop BAB sembarangan dan lebih aktif melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat.
“Pendekatan kepada masyarakat tentang SBS ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga target 100 persen bebas SBS di tahun 2024 dapat terwujud,” ujar Mas Adi.
Di tempat yang sama, Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono meminta komitmen dari delapan Kabupaten/Kota yang masih membutuhkan percepatan agar bisa mencapai target 100 persen SBS di Tahun 2024.
“Penuntasan permasalahan SBS ini menjadi prioritas yang penting, dengan harapan target 100 persen di tahun 2024 mampu kita wujudkan,” tutur Adhy.
Berkaitan dengan hal itu, Adhy menegaskan bahwa ini tidak cukup hanya dengan menyediakan infrastruktur semata, namun juga harus diikuti dengan perubahan perilaku masyarakat yang nyatanya masih menjadi kebiasaan dikarenakan kultur.
“Oleh karena itu, ini bukan hanya persoalan di ranah Dinas Kehesehatan dan Dinas PRKPCK saja, namun masuk juga ke ranah Dinas Sosial maupun Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa. Jadi diperlukan kolaborasi dan sinergitas termasuk dengan seluruh stakeholder guna percepatan SBS 100 persen,” katanya.