Begini Kondisi Siswa SD yang Terlempar Kayu di Jombang, Hingga Terancam Buta Permanen

Ibu bocah SD yang matanya terancam buta permanen.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Pasca peristiwa nahas yang dialami bocah 10 tahun siswa kelas 4 Sekolah Dasar di Kabupaten Jombang, pada 9 Januari 2024 lalu karena matanya terlempar kayu gagang sapu. Hingga kini bocah tersebut belum bisa masuk ke sekolah.

Pemungutan Suara Pilkada Jombang Usai, Mundjidah-Sumrambah Ucapkan Selamat untuk WarSa

Tak hanya itu, kondisi mata kanannya, kini semakin mengkhawatirkan. Karena retina mata kanannya mulai mengecil dan tertutup bagian mata lainnya.

Erna Widyawati (43 tahun) orang tua bocah menjelaskan, hingga saat ini anaknya belum bisa mengikuti pelajaran di sekolah seperti anak pada umumnya.

Diduga Ngobrol saat Berkendara, Pemotor di Jombang Tewas Tabrak Truk Mogok

Hal ini membuat ia harus mendatangkan guru les khusus ke rumahnya, agar anak keduanya itu tetap bisa mengikuti pelajaran sekolah.

"Saya berusaha untuk agar anak saya bisa menerima materi pelajaran di sekolah dengan memanggilkan guru les ke rumah," kata Erna, Jumat, 1 Maret 2024.

Buru Pelaku Pembacokan di Depan SPBU, Polisi di Jombang Bentuk Tim Gabungan

Ia pun menyebut bahwa meski ada guru les khusus yang didatangkan ke rumah. Anaknya masih belum bisa belajar maksimal lantaran mata kanannya belum bisa diandalkan.

"Entah itu ia bisa menerima pelajaran sekitar 30 menit, atau satu jam, ya ada guru les yang mendampingi dia setiap hari. Supaya nanti kalau dia masuk ke sekolah lagi, tidak tertinggal jauh pelajarannya, walaupun dia hanya berbekal mata kiri," ujar Erna. 

Ia pun menjelaskan efek dari peristiwa yang dialami anaknya, kini kondisi mata kanan anaknya semakin mengkhawatirkan.

Ditambah lagi, Erna mengaku saat ini dia juga bingung dengan biaya pengobatan mata kanan anaknya. Karena ia sudah mengeluarkan biaya banyak secara mandiri tanpa bantuan dari sekolah maupun orang tua pelaku.

"Ini pengobatannya kedepan itu gimana, terus kedepannya itu gimana, soalnya saya bingung kalau misalnya anak saya gak sekolah lagi di situ, apakah sekolah masih bertanggungjawab, di situ saya bingung," tuturnya.

"Bagaimana kalau anak saya sudah trauma sekolah di sana, apakah lepas (tanggungjawab sekolah). Itu yang saya mau kepastiannya," kata Erna.

Saat ditanya apakah ada rencana keluarga untuk melakukan operasi retina mata kanan sang bocah. Erna mengaku hingga kini pihaknya belum menemukan dokter retina mata.

"Saya belum menemukan dokter retina, jadi saat ini masih tahap kontrol kedua. Besok tanggal 5 Maret itu. Untuk glaukomanya itu, karena saya melihat itu kan, putih-putih matanya itu agak menutup ke hitamnya (retina), itu yang membuat saya semakin bingung," ujarnya.

Ia pun berharap agar kondisi mata kanan anaknya segera membaik, dan kembali seperti semula, meskipun hal itu tidaklah mudah.

"Ya Allah semoga saja gak ada apa-apa lagi. Saya itu kan mikir jadi takut kalau ada tindakan operasi lagi, sebenarnya saya sudah takut mas," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sungguh nahas peristiwa yang dialami putra Erna. Anaknya, dinyatakan dokter mata kanannya mengalami buta permanen, usai tak sengaja terlempar kayu, oleh teman sekelasnya.