2 Desa di Jombang Terserang Penyakit Misterius Diduga Virus Dengue

Pemeriksaan kesehatan di Jombang.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Puluhan warga di 2 Desa yakni Desa Mojodanu dan Desa Ngampel yang ada di Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terserang penyakit misterius. Penyakit ini memiliki gejala hampir menyerupai virus dengue.

Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025, Ada 18 Laka yang Terjadi di Jombang

Rata-rata warga yang terserang penyakit mengalami gejala demam, sariawan, nyeri sendi dan gatal-gatal. Penyaki ini diduga akibat serangan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. 

Kasiatussholikah (45 tahun) salah satu korban penyakit misterius asal Dusun Mojo, Desa Mojadanu, Kecamatan Ngusikan mengungkapkan, di daerah tempat tinggalnya ada beberapa kepala keluarga (KK) yang terserang penyakit misterius tersebut.

Disenggol Pemotor, Emak-emak di Jombang Luka Berat Usai Tabrak Mobil

"Di sini ada beberapa KK. Kalau di rumah saya ada 5 orang, saya sama adik-adik saya," kata Kasiatussholikah, pada Jumat 26 Januari 2024.

Ia menjelaskan penyakit misterius yang ia rasakan menyerang bagian persendian tulang. Rata-rata dibutuhkan waktu 2 hingga 3 pekan untuk sembuh. 

Gudang Produksi Krupuk di Jombang Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

"Ya persendian itu yang diserang, terus badannya panas, terus menggigil, terus sariawan, sampai tidak bisa jalan selama tiga hari. Kalau yang lainnya ada yang dua minggu, ada yang sampai tiga minggu," ujar Kasiatussholikah. 

Meski mengalami kondisi tersebut, ia mengaku tidak sempat menjalani rawat inap di Puskesmas. Namun ia mengaku saudaranya hingga kini menjalani rawat inap di Puskesmas Keboan, Kecamatan Ngusikan.

"Saya alhamdulilah tidak sampai opname. Kalau adik saya opname di Puskesmas Keboan, sudah ditangani dengan baik, dan mau pulang," tutur Kasiatussholikah. 

Dia menuturkan, jumlah warga yang terkena penyakit misterius di Desanya sangat banyak. Jumlah mencapai sekira 20 orang. 

"Ya tak terhitung mas, pokoknya semua kena, lebih kalau dua puluh. Ya rata-rata kena semuanya, ya semoga bisa segera teratasi, kasihan," katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Keboan Ngusikan, Binti Sukartini menjelaskan, mendapati warga yang terkena penyakit misterius. Tenaga kesehatan di puskesmas langsung melakukan upaya tracking.

"Kita lakukan upaya pelacakan untuk upaya pencegahan, dan mencari sumber penyebarannya, dan ternyata juga negatif. Jadi jentik yang kita temukan juga gak ada, jadi kemungkinan tidak terindikasi," kata Binti.

Disisi lain, tenaga kesehatan juga melakukan pemeriksaan ulang pada warga yang mengeluhkan gejala mirip dengan virus dengue.

"Kita akan lakukan pemeriksaan ulang, kemungkinan juga mungkin ini dengue, makanya sampel darahnya kita ambil dan kita lakukan tes, dan kita lakukan pemeriksaan lagi," ujar Binti.

Ia menegaskan bahwa keluhan warga terkait panas, nyeri sendi itu sudah berlangsung beberapa hari kemarin. Namun dari data Puskesmas kini masih ada puluhan orang yang dirawat dengan gejala tersebut.

"Ini tadi yang kita data ada sekitar 10 sampai 12 orang, cuman ini sudah berlangsung beberapa hari, jadi yang kita periksa kan ini yang masih ada keluhan panasnya aja, kalau sudah gak ada panasnya kita gak periksa lagi, karena sudah gak akan kelihatan hasilnya," kata Binti.

Ia menegaskan setelah dilakukan pelacakan ke beberapa pasien, hasilnya negatif dan itu dilakukan pada 10 hari kemarin.

"Kita lakukan pelacakan kan hasilnya negatif, itu 10 hari kemarin, nah ternyata kok ini menyebar-menyebar, dan kita cari vektornya. Jadi kan yang jadi penyebarnya itu biasanya nyamuk, karena hampir sama dengan demam berdarah, cuman ya ini tadi kita lakukan pemeriksaan, hasilnya negatif juga," ujarnya.

"Dan 10 hari yang kemarin juga kita lakukan pengecekan di sumber nyamuknya juga negatif, sekarang kita periksa lagi negatif juga, indikasinya mungkin karena faktor cuaca ya, mungkin masyarakat sedang capek atau apa, jadi daya tahan tubuhnya menurun," tuturnya.

Selain itu, ia mengaku bahwa masyarakat sebagian besar periksa di Kabupaten Mojokerto, dan di sana juga dinyatakan negatif, sama dengan yang dilakukan di Puskesmas.

"Di sana (Mojokerto) dinyatakan negatif, bukan cikungunya, sama dengan yang kita lakukan," katanya.

Ia menegaskan bahwa gejala cikungunya, memang ada gejala demam, kemudian ada keluhan nyeri di persendian, dan anggota tubuh seperti tangan dan kaki agak sulit digerakkan.

"Gejalanya hampir sama, mirip banget (cikungunya) tapi di tes hasilnya negatif, sehingga kita tes NSone nya, jadi NSone itu untuk dengue, dan dengue ini mengarah ke demam berdarah, dan ini juga belum tentu juga," ujarnya.

Menurutnya, untuk penyebabnya hampir sama, antara cikungunya dan demam berdarah, penularannya yakni dengan nyamuk Aedes aegypti.

"Cikungunya dengan dengue hampir sama, nyamuknya sama nyamuk Aedes aegypti, cuman virusnya yang berbeda, kalau yang dengue itu hanya panas, terus ada pendarahan, kalau cikungunya tidak sampai ada pendarahan, tapi hanya nyeri di persendian aja," tuturnya.

Kini, Puskesmas sudah melakukan penanganan dengan pemberian obat, selain itu, pihaknya juga menganjurkan warga untuk meningkatkan asupan makanan yang mengandung vitamin dan gizi.

"Mereka kan sudah berobat, sekarang kita himbau mereka agar menambah asupan makanan, istirahat, kan kalau virus, dengan daya tahan tubuh naik, maka akan menurun dampak dari virusnya," kata Binti. 

"Yang terdampak ini ada dua ini, Desa Mojadanu dan Desa Ngampel, kalau yang lain ada tapi bukan cikungunya. Sekarang sudah sembuh semua, kalau ini disebut penyakit demam berdarah dia juga bukan, jadi mengarahnya itu ke virus dengue, karena trombositnya memang turun, arahnya ke sana ya bukan cikungunya," tambahnya.