Saat Warga Binaan Lapas Kelas I Malang, Bikin Karya Eklusif Batik Lowokwaru
- Viva Malang/Uki Rama
Malang, VIVA – Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Malang mempunyai kesibukan disela-sela aktifitas menghabiskan masa hukuman di balik jeruji besi. Terbaru adalah membatik. Sejumlah warga binaan pilihan yang memang mempunyai keahlian dikaryakan untuk membatik.
Kepala Lapas Kelas I Malang, Ketut Akbar Herry Achjar mengatakan, bahwa batik dipilih karena salah satu warisan budaya bangsa. Mereka memberi nama batik tulis Lowokwaru. Setidaknya 30 warga binaan dilibatkan dalam pengerjaan ini.
"Kita beri nama batik tulis Lowokwaru. Karena Lapas disini terkenal dengan nama Lapas Lowokwaru. Desain motif yang kita usung seperti topeng dan lainnya yang sifatnya nasional. Kenapa batik karena ini peninggalan leluhur yang harus dilestarikan," kata Akbar, Minggu, 24 Desember 2023.
Akbar menyebut bahwa batik yang mereka eklusif dengan tingkat kerapian dan ketelitian yang tinggi. Batik mereka berjenis batik pola. Batik elegan dengan segmen usia generasi milenial.
"Batik kami batik pola. Kita buat simpel 1 hari kita bisa bikin 2 lembar, desain kami simpel dengan sasaran kalangan milenial. Kita produksi batik yang bisa dibuat main karena desain yang simpel," ujar Akbar.
Untuk warga binaan yang diajak untuk aktif membatik berasal dari berbagai latar belakang. Ada warga binaan yang sebelumnya memiliki keterampilan membuat tatto, pernah bekerja di pabrik garmen, tukang desain, pelukis hingga warga binaan yang tidak mempunyai basic tertentu.
"Kami ingin memberikan dasar bagi mereka agar punya keahlian saat keluar Lapas. Ada yang tukang tatto, pelukis bahkan ada yang dari nol tidak bisa kini bisa membatik," tutur Akbar.
Sementara itu, salah satu warga binaan Trianta Ulil Amri (23 tahun) asal Jember mengaku bahwa dirinya awalnya tidak bisa sama sekali membatik. Tetapi setelah ikut pelatihan selama 2 minggu dia bisa membatik dengan lihai.
"Belajar 2 Minggu, ikut anak-anak saja awalnya ikut pelatihan batik ini. Saya awalnya tidak bisa membuat batik kini bisa batik kareja pelatihan di Lapas Lowokwaru ini. Sekarang bisa bikin batik pola," kata Amri.
Amri dalam kerajinan batik Lowokwaru bertugas sebagai pemberi warna pada motif yang sebelumnya sudah digambar oleh warga binaan lainnya.
"Kalau tidak tahu pasti susah, karena kita ini memberi warna tapi warnanya tidak bisa menyatu. Ada ilmu baru, setiap pagi sekarang langsung ke sanggar batik setiap hari bisa bikin 2 lembar. Sejak produksi sudah bisa bikin 21 lembar, saya tugasnya bagian mewarna," ujar Amri.