Minus Capai Puluhan Persen, Pekerja Proyek Trotoar Jalan Gus Dur Jombang Ternyata Belum Dibayar

Proyek rehabilitasi drainase dan trotoar jalan Gus Dur.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Pelaksanaan pembangunan proyek strategis di jalan presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang berada jantung kota Jombang, ternyata menyisakan sejumlah permasalahan.

Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025, Ada 18 Laka yang Terjadi di Jombang

Selain keterlambatan atau minus pembangunan yang mencapai 32 persen, ternyata pekerja yang ada di proyek rehabilitasi drainase dan trotoar tersebut, belum menerima gaji.

Bahkan, para pekerja proyek rehabilitasi trotoar dan drainase Jalan Gus Dur, mengancam akan membongkar bangunan, usai 3 pekan tak menerima gaji.

Disenggol Pemotor, Emak-emak di Jombang Luka Berat Usai Tabrak Mobil

Sutikno (35) salah seorang pekerja, mengaku jika dirinya sudah tiga minggu tidak menerima gaji dari proyek rehabilitasi trotoar dan drainase Jalan Gus Dur Jombang. Padahal, dalam satu hari dirinya dibayar Rp120 ribu. 

"Sudah beberapa kali kami tanya mandor, tapi selalu dijawab dengan janji-janji. Pertama kali dijanjikan saya masih bisa terima, kedua tetap dijanjikan. Ketiga ini saya marah," kata Sutikno, Jumat 10 November 2023.

Gudang Produksi Krupuk di Jombang Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ia menegaskan, jika tidak segera dibayarkan dan hanya diberi janji. Maka ia akan membongkar bangunan trotoar dan drainase jalan Gus Dur yang ia dan pekerja lainnya kerjakan. 

"Kalau tidak segera dibayar ya kami marah. Mau saya bongkar itu bangunan," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Suhud (32 tahun) pekerja lainnya, yang mengerjakan proyek strategis peninggalan Bupati Mundjidah Wahab tersebut.

Tak hanya itu, Suhud yang mengaku belum menerima gaji, sempat marah dan membuat kegaduhan di lokasi proyek.

Setelah ada insiden para pekerja marah dan mau membongkar bangunan. Gaji para pekerja dijanjikan akan diselesaikan. "Tadi katanya, akan segera dibayar," tuturnya.

Saat ditanya berapa jumlah pekerja yang belum dibayar, dirinya tak bisa memastikan. Namun ia memperkirakan jika jumlahnya lebih dari 10 orang.

"Ada belasan mungkin yang belum dibayarkan. Karena kemarin banyak pekerja yang dari Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri," kata Suhud.

Terpisah perwakilan PT Renis Rimba Jaya Roni Hermanto mengatakan, pada awal pekerjaan dulu pihaknya menggunakan sistem mandor. Sehingga yang menyiapkan pekerja dari mandor tersebut. 

"Semua tagihan mandor ke PT progres yang dikerjakan di lapangan. Kami selaku PT mengukur bayarin orang harus sesuai dengan yang dikerjakan," ujar Roni.

Roni mengaku, sudah membayar penuh apa yang dikerjakan sama mandor tersebut sesuai dengan pekerjaannya. Namun ia tak mengetahui apakah gaji itu sudah diberikan ke pekerja apa belum.

"Jadi yang kurang itu sudah bukan menjadi kewenangan PT lagi. Itu mandor ke pekerjanya. Karena kami sudah membayar penuh," tuturnya.

Dengan berdalih pekerjaan mengalami minus hingga 32 persen, pihaknya mengaku menggunakan sistem pembayaran baru pada para pekerja.

"Karena progres pekerjannya tidak memenuhi standar. Akhirnya pekerja diganti baru menggunakan sistem harian. Jadi pekerja itu dari mandor yang lama bukan yang sekarang," kata Roni.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan proyek strategis berupa rehabilitasi drainase dan trotoar jalan Gus Dur, mengalami penumpukan minus. Dengan total minus mencapai 32 persen.

Parahnya, pihak Dinas terkait yang menggawangi pekerjaan ini, sudah sering kali gagal dalam melakukan pembangunan proyek strategis pemerintah Kabupaten Jombang.

Salah satunya yakni proyek pembangunan jalur pedestarian KH Wahid Hasyim, yang hingga kini menyisakan sejumlah masalah. Mulai dari asesoris yang rusak, pohon mati, keramik pecah, hingga tong sampah yan sudah compang-camping.