Warga di Jombang Keluhkan Debu Pabrik Kayu, DLH Ngaku Sudah Lapor KLHK

Serbuk kayu yang ada di rumah warga.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Adanya debu serbuk kayu yang mengganggu aktivitas warga di Dusun Tunggorono, Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Jawa Timur, mendapat perhatian dari dinas terkait.

Dicetuskan di Jombang, Senam Kreasi Muslimat akan Diusulkan pada Kongres Muslimat

Meski mengetahui adanya pencemaran udara yang diakibatkan debu serbuk kayu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang, tak berani melakukan tindakan tegas. Lantaran, penindakan pencemaran udara itu, bukanlah kewenangan DLH Jombang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang, Miftakhul Ulum, saat dikonfirmasi mengenai persoalan keluhan debu serbuk kayu tersebut, mengatakan pihaknya mengaku kewenangan atas penanganan persoalan debu itu bukanlah kewenangannya.

Pasca Dilantik Anggota DPRD Jombang Ramai-ramai Titipkan SK ke Bank

Namun, pihaknya mengaku sudah menyampaikan keluhan warga ke Kementerian KLHK.

"Terkait kasus debu di Tunggorono sudah saya laporkan ke KLHK mas, karena mereka (perusahaan kayu) belum mampu menghilangkan potensi pencemaran, karena ini PMA kewenangan ada di KLHK," ujarnya, Selasa, 26 September 2023.

Isi BBM di SPBU, Mobil Warga Jombang Terbakar

Sementara itu, Samsul Arifin manager perusahaan kayu yang ada di Desa Tunggorono, saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp (WA) terkait keluhan warga itu, juga belum memberikan respon.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga di Dusun Tunggorono, Desa Tunggorono Kecamatan Jombang, mengeluhkan gangguan debu serbuk kayu yang diduga berasal dari perusahaan kayu di wilayah Desa setempat.

Tak hanya itu, warga setempat khawatir adanya gangguan kesehatan yang dialami warga. Lantaran sudah ada 3 balita yang mendapat perawatan medis.

Bahkan, salah satu balita atas nama Saka dari RT 2, RW 2 Dusun Tunggorono, sempat menjalani opname di RSUD Jombang, lantaran terkena ISPA.

"Yang paling mengkhawatirkan itu kesehatan warga. Karena sudah ada tiga balita yang disinyalir terinfeksi ISPA, dan sampai sekarang masih ada satu yang opname, selama munculnya debu ini," kata Edwin (30 tahun) warga RT 2 RW 1, Dusun Tunggorono.

"Yang opname itu keponakan saya atas nama Saka. Sudah dua hari dirawat di rumah sakit, sampai kalau bernafas itu pakai alat bantu. Ada juga dari warga RT 1 juga kena imbasnya, kasusnya juga sama, dan sakit yang diderita juga sama," ujarnya.

Selain itu, debu serbuk kayu juga mengganggu aktivitas sekolah yang ada di belakang pabrik kayu tersebut.

"Berkaitan dengan limbah itu, utamanya yang bisa dirasakan itu debu itu. Ketika ada angin bisa mengganggu anak-anak, karena lokasinya dekat dengan pabrik," tutur Kepala Sekokah SDN Tunggorono 2, Jumarianto.