Dokter RSUD Jombang Beberkan Cara Mengatasi Epistaksis
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Dalam program RSUD Jombang menyapa, rumah sakit yang dinahkodai dr Ma'marotus Sa'diyah itu, ingin memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat.
Edukasi kesehatan pada kali ini, pihak RSUD Jombang, membahas masalah Epistaksis yang biasa sebut masyarakat umum, dengan istilah mimisan.
dr Kihastanto, Sp. T.H.T.K.L, mengatakan, epistaksis atau yang biasa sebut juga mimisan, merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh masyarakat umum, termasuk bagaimana cara mengatasinya.
"Secara definisi mimisan adalah perdarahan yang berasal dari rongga hidung, secara statistik. Dan kejadian epistaksis 90 persen bisa berhenti sendiri dan 10 persen perlu penanganan medis," kata Kihastanto, Jum'at 25 Agustus 2023.
Ia menjelaskan, epistaksis ini sebetulnya bukan suatu penyakit tapi suatu gejala yang menandakan sesuatu kelainan pada tubuh seseorang. Dan kebanyakan, kasus ini dihadapi anak-anak.
"Kasus epistaksis paling banyak dialami anak-anak karena ada salah satu faktor idopatik (penyebabnya tidak di ketahui) dan itu monopoli dari usia anak-anak," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk penyebab epistaksis itu di bagi dalam 3 golongan besar yaitu faktor idopatik, faktor lokal dan faktor umum. Untuk menanggulanginya, sambung Kihastanto, juga ada beberapa metode.
"Dalam tindakan menanggulangi epistaksis atau mimisan ini ada dua yaitu, tindakan yang dapat dilakukan di rumah dan tindakan yang dilakukan di fasilitas kesehatan atau rumah sakit," tuturnya.
"Untuk penangan di rumah bisa dilakukan dengan cara duduk tegak sedikit condong ke depan dan menjepit daerah 1/3 depan hidung dengan ibu jari dan jari telunjuk, bisa di lakukan sekitar 5 menit sampai 15 menit dan bisa dilakukan beberapa kali," katanya.
Dan bila dengan cara sederhana itu, mimisan tak bisa teratasi, maka bisa dilakukan dengan cara lain.
"Bisa di lakukan cara yang ke dua yaitu dengan menghancurkan es kemudian di masukan plastik lalu di kompres pada pipi dan hidung, juga bisa dengan air es di buat kumur di arahkan ke tenggorok, jangan di telan, kalau masih tetep tidak berhasil harus ke Fasilitas Kesehatan," ujarnya.
Namun demikian, ia mengaku masyarakat tak perlu khawatir lantaran, di RSUD Jombang, masyarakat akan mendapat penanganan epistaksis menggunakan peralatan yang memadai.
"Alat audiometri tersedia di Poli THT RSUD Jombang lengkap dengan ruang kedap suaranya dan belum ada di rumah sakit lain di wilayah Kabupaten Jombang ini, kecuali rumah sakit Surabaya dan Malang," tuturnya.
Ia pun menjelaskan bahwa, alat ini berfungsi untuk memeriksa status pendengaran yang bermanfaat untuk mengetahui tipe gangguan pendengaran atau untuk setting alat bantu dengar bila dibutuhkan.
"Untuk pelayanan Poli THT dari hari senin - jum'at. Untuk hari senin - Kamis jam buka loket pendaftaran jam 07.00 - 12.30 WIB khusus hari Jum'at buka jam 07.00 - 11.00 WIB," ujarnya.