Musim Kemarau, Warga di Jombang Kekurangan Air Bersih Terpaksa Ambil di Sungai

Warga saat mengambil air di sungai.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Memasuki musim kemarau pada Agustus 2023 ini, sejumlah warga di pinggiran Kabupaten Jombang, mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

Disenggol Pemotor, Emak-emak di Jombang Luka Berat Usai Tabrak Mobil

Terhitung, sejak awal Juli lalu. Warga di Dusun Jipurapah, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, mulai kesulitan mencari air bersih. Padahal di lokasi Desa tersebut, sudah ada bangunan untuk menampung air, yang diambil dari pengeboran mata air. 

Namun, pada musim kemarau seperti saat ini warga mengaku masih kekurangan air bersih, karena debit sumber air itu sangat kecil saat musim kemarau.

Gudang Produksi Krupuk di Jombang Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Santik (39 tahun) warga Dusun Jipurapah mengaku, sejak awal Juli lalu, warga di kampungnya mulai merasakan dampak dari musim kemarau.

"Iya kekurangan air (bersih). Sudah sejak bulan 7 itu, sudah kering. Ya karena belum ada hujan sama sekali," kata Santik, Kamis, 3 Agustus 2023.

Dua Kendaraan Terlibat Laka dengan Pejalan Kaki di Jombang, 2 Orang Luka

Santik mengaku kekurangan air ini dikarenakan saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau. Bahkan untuk keperluan mandi cuci kakus mereka kesulitan. 

"Iya ini kan lagi musim kemarau. Ya kekurangan air, untuk keperluan mandi, masak, kurang air, untuk nyuci baju itu juga kurang air," katanya.

Untuk mengatasi hal itu, biasanya warga setempat harus mencari air di sungai, sejauh 1 kilometer yang berada di Desa sebelah. Mereka harus jalan untuk menimba air untuk kebutuhan sehari-hari. 

"Kalau kurang air ya nyari di sungai, di daerah Kedungdendeng, kayak tadi," tuturnya.

Ia berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan atau solusi permanen pada warga sehingga pada saat musim kemarau warga tak kesulitan mencari air bersih.

"Ya harapannya bisa dapat air, dengan mudah. Kalau bisa airnya bisa mengalir sampai ke rumah-rumah," katanya.

Hal senada juga diungkapkan, oleh Sulhadi (58) warga Dusun Jipurapah. Menurut Sulhadi air dari sumber yang dibangun Desa, belum mencukupi kebutuhan air bersih warga pada saat musim kemarau seperti saat ini. Kondisi ini membuat warga harus mencari air di sungai pada saat sore dan pagi.

"Di sungai cari air, ya buat cuci baju, mandi. Soalnya air yang di Desa itu tidak mencukupi, sumber airnya kalau musim kemarau gini kering airnya," ujar Sulhadi.

Di desa ini terdapat pompa air. Tetapi pompa air tersebut pada jam tertentu air yang mengalir dari pompa tidak lancar atau kecil bahkan tidak mengalir. 

"Sebenarnya masih hidup (pompa air desa), cuma kalau sudah jam 2, jam 3 an, airnya sudah tidak lancar, terkadang juga tidak mengalir. Pada musim kemarau seperti ini," tutur Sulhadi. 

Ia mengaku pada kondisi seperti saat ini, warga selalu ke sungai mengambil air, untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Meskipun jarak yang ditempuh cukup jauh. Dia juga berharap, agar Pemerintah Kabupaten Jombang bisa mengatasi persoalan yang dihadapi warga setempat. 

"Ya mesti seperti ini kalau musim kemarau. Kalau nyari air ya ke sungai, jarak dari rumah ke sungai sekitar 1 kilometer. Harapannya, kalau bisa carikan sumber mata air yang besar, sehingga air bisa mencukupi kebutuhan air warga, pada musim apapun," ujar Sulhadi.