Ratusan Ribu Pelajar di Jombang Pecahkan 3 Rekor Muri Sekaligus

Ratusan pelajar saat pecahkan rekor muri.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Sedikitnya ada 100.113 pelajar dari berbagai kalangan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengikuti pemecahan rekor Muri (Museum Rekor Indonesia), di alun-alun Jombang, pada Sabtu, 29 Juli 2023.

Kabupaten Jombang jadi Pilot Project Nasional Program Sekolah Rakyat

Tak tanggung-tanggung para pelajar putra putri dari kota santri ini mencatatkan 3 rekor muri sekaligus.

Yakni, rekor muri irodad masal Ishari, rekor muri pelajar mengenakan sarung serta songkok, dan yang terakhir pencatatan rekor muri pembacaan selawat tibbil qulub.

Lobi Kemensos, Kabupaten Jombang jadi Pilot Project Nasional Program Sekolah Rakyat

Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, mengaku bila kegiatan pencatatan rekor muri ini terbesar di tingkat nasional bahkan di tingkat internasional. Karena diikuti 100.113 pelajar putra putri se-Kabupaten Jombang.

"Irodad massal Ishari yang diikuti pelajar se-kabupaten Jombang sebanyak 100.113 peserta. Kedua, muri untuk pelajar mengenakan sarung dan songkok. Dan yang terakhir pembacaan selawat tibbil qulub yang diikuti pelajar putra putri se-Kabupaten Jombang," kata Mundjidah.

Apel Pertama Usai Libur Panjang, ASN di Jombang Banyak yang Terlambat

"Ini merupakan pencatatan muri terbesar tidak hanya nasional, tetapi internasional, bahkan dunia," ujarnya.

Lebih lanjut Mundjidah mengatakan pencatatan rekor muri ini merupakan capaian ke 5 dari pencatatan rekor muri, selama pemerintahan Mundjidah Sumrambah di Jombang.

"Ini merupakan capaian kita, sejak saya dan pak Wabup ini sudah yang ketiga kalinya. Dan sekaligus 3 rekor muri. Jadi hari ini kita sudah mendapatkan muri 5," tuturnya.

Mundjidah merinci, untuk pencatatan rekor muri yang pertama yakni pencatatan rekor muri kegiatan tingkeban massal. Yang kedua mengadakan tari Remo Boletan, yang diikuti 41.000 pelajar.

"Dan hari ini Ishari yang diikuti 100.113 peserta anak didik kita baik itu dari madrasah maupun sekolah, baik negeri maupun swasta. Termasuk pondok pesantren maupun yang diluar pondok pesantren," katanya.

Dengan adanya kegiatan ini, Mundjidah juga berharap agar nantinya para peserta yang didominasi pelajar itu, bisa mencintai selawat.

"Harapannya agar anak-anak kita ini cinta selawat, dan cinta terhadap Rasulullah Muhammad," ujarnya.

Sementara itu, Sri Widarti perwakilan Muri mengaku, Kabupaten Jombang telah mencatatkan rekor yang spektakuler. 

"Yakni dengan mencatatkan 3 rekor sekaligus. Pagelaran seni irodad massal Ishari pelajar terbanyak, mengenakan busana sarung dan songkok terbanyak, serta selawat tibbil qulub oleh pelajar terbanyak," tuturnya.

Ia menegaskan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah Jombang ini bukanlah kegiatan pertama yang dicatatkan di Muri. 

Karena sebelumnya untuk seni irodad Ishari itu pernah dipecahkan kabupaten Pasuruan, dengan jumlah 10.084 peserta pada Oktober 2013.

Dan ditumbangkan oleh Kabupaten Gresik pada 18 Juni 2016, dengan peserta sebanyak 18.600.

"Dan kali ini berhasil ditumbangkan jauh lebih banyak oleh pemerintah kabupaten Jombang dengan 100.113 peserta," kata Sri.

Sedangkan untuk rekor mengenakan busana sarung dan songkok, juga beberapa kali dicatatkan di Muri.

"Biasanya digunakan jalan sehat mengenakan sarung. Dan jalan sehat mengenakan sarung terbanyak di Probolinggo ada 25.000 peserta, kemudian ditumbangkan Pasuruan dengan 33.000 pada 14 Agustus 2016, dan kali ini juga ditumbangkan oleh Kabupaten Jombang," ujarnya.

Sedangkan untuk sholawat memang Muri selama ini mencatatkan banyak rekor. Seperti selawat Nariyah yang diikuti 33.000 peserta di Riau pada 2015 silam.

"Kemudian ditumbangkan secara serentak oleh NU, yang pada waktu itu di bulan Oktober 2016 dengan jumlah terbanyak di 10.000 titik. Kemarin itu selawat nabi Munjiyat di Banyuwangi ini dengan peserta terbanyak juga. Sedangkan selawat tibbil qulub ini rekor baru dengan peserta 100.113 peserta," tuturnya.