Hasil Lab Keluar, Dinkes Jombang Ungkap Penyebab Keracunan 45 Pelajar SDN Wuluh

Dok Salah satu pelajar yang dirawat akibat keracunan.
Sumber :
  • Elok Apriyanto/Jombang

Jombang, VIVA – Hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan fish tofu dan crab stick yang diduga menjadi penyebab keracunan 45 siswa SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, telah keluar.

Tolak Pembatasan Berjualan, Pedagang Angkringan Minta Solusi Bupati Jombang

Meski telah keluar, ternyata sampel makanan tersebut, bukanlah penyebab utama terjadinya keracunan masal para pelajar SD tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang, dr Hexawan Tjahja Widada mengatakan bahwa hasil lab yang dilakukan pihaknya menyatakan, sampel makanan tersebut negatif racun dan kuman berbahaya.

Tasbih Kayu Gaharu dan Cendana Buatan Warga Jombang, Diminati Pasar Internasional

Untuk itu, pihaknya menyebut kemungkinan besar penyebab keracunan makanan itu, disebabkan oleh faktor lain.

"Karena dinyatakan negatif semua, mungkin penyebab keracunan dari variabel lain," kata Hexa, Minggu, 9 Maret 2025.

Usai Santap Sahur, Warga Jombang Baru Sadar Rumahnya Disatroni Maling

Ia pun menyebut bahwa sedikitnya ada 4 sampel makanan yang dikirimnya ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Surabaya, untuk diuji.

Hasil yang ia terima, pada Kamis, 6 Maret 2025 kemarin, ternyata makanan crab stick dinyatakan negatif kuman salmonela, e coli, staphylococcus, kolera, dan lainnya.

"Begitu juga dengan fish tofu, saos dan sampel muntahan, dinyatakan negatif dari kuman-kuman tersebut," ujarnya.

Ia pun menduga bahwa, keracunan terjadi karena sebab lain. Kemungkinan dari pola kebersihan tangan sebelum makan dari para pelajar, hingga sanitasi sekolah yang memang kurang bersih.

Meski demikian, ia mengaku tidak melakukan pengecekkan terlalu jauh atas dugaan tersebut. Lantaran pihak Dinkes berfokus pada uji sampel makanan di laboratorium.

"Tapi kami tidak memeriksa sampai ke sana, yang jelas, hasil semuanya negatif, dari sampel yang kami kirimkan," tuturnya.

Selain itu, pihaknya menjelaskan bahwa setelah 45 siswa keracunan pada 18 hingga 19 Januari 2025, tidak ada lagi siswa yang mengeluhkan mual muntah hingga diare.

Namun, sambung Hexa pihak Dinkes telah melakukan konseling kepada pedagang atau penyedia makanan di lingkungan sekolah untuk lebih memperhatikan pola makan sehat, serta kebersihan makanan. 

"Yang jelas makanan yang dijual harus tertutup," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya mengaku telah mengedukasi para siswa, untuk menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan sebelum makan. 

"Kami tidak memeriksa sampai sanitasi, sepertinya di sana pakai air sumur bor, bukan PDAM," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan pelajar Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dilarikan ke Puskesmas setempat.

Para pelajar ini mengalami mual-mual, hingga diare, akibat keracunan makanan yang dibeli pada pedagang di depan sekolahnya.

Fredy Sapurtra Plt Kepala SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, mengatakan sebanyak 45 siswa siswi mengeluhkan mual hingga diare usai mengkonsumsi makanan instan.

"Empat siswa masih dirawat di klinik dan puskesmas terdekat. Keluhan mulai ada pada Selasa malam, ya indikasinya mulai makan makanan itu sejak selasa pagi," kata Fredy, Kamis, 20 Februari 2025.

Ia menyebut keluhan itu semula hanya disampaikan 1 orang tua wali siswa kelas 1. Tak berselang lama keluhan semakin bertambah banyak. 

"Total ada 45 siswa yang mengeluhkan hal yang sama," ujarnya.

Ia pun menjelaskan bahwa sedikitnya ada 4 siswa yang harus menjalani opname di Klinik Bima Medika, Puskesmas Sumobito dan Puskesmas Kesamben. 

"Ada yang masih dirawat 1 siswa kelas 1, 2 siswa kelas 2, dan 1 siswa kelas 6," tuturnya.