Diajukan Rutin Sejak 2017, Tahun Ini SDN Pulorejo 2 Jombang Bakal Direhab
- Elok Apriyanto/Jombang
Jombang, VIVA – Diajukan rutin sejak tahun 2017 silam, tahun 2025 sekolah dasar negeri (SDN) Pulorejo 2, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bakal diperbaiki.
Sedikitnya ada dua ruang kelas yang mengalami kerusakan. Kondisi atapnya rapuh sejak 2017. Namun pada tahun ini dua ruang kelas SDN Pulorejo 2 akan diperbaiki.
Kepala SDN Pulorejo Kecamatan Ngoro, Kustiarin, mengatakan tahun ini Pemerintah Kabupaten Jombang, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) menggelontorkan anggaran sebesar Rp171 juta, untuk perbaikan.
"Setelah mengajukan berturut-turut sejak 2017 akhirnya kami dapat rehab tahun ini, kemarin sudah ada yang ke sekolah untuk melakukan pengukuran," kata Kustiarin, Senin 10 Februari 2025.
Lebih lanjut ia mengatakan SDN Pulorejo 2 yang merupakan sekolah adiwiyata yang memiliki suasana asri.
Meski demikian ia mengaku dua ruang kelas kondisi atapnya sudah rapuh, bahkan di sejumlah titik sudah ditambal sulam, dan disangga menggunakan banggu di dalam plafonnya.
"Itu dilakukan agar tetap aman sementara sampai mendapatkan rehab yang besar dari dinas. Di sini muridnya 70 anak, jadi BOS yang untuk perbaikan juga tidak besar," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa, 2 ruang kelas yang bakal direhab adalah ruang kelas 1 dan ruang kelas 3. Di bagian belakang, nyaris tak ada kaca jendela yang tersisa.
"Kusen jendela juga sudah rapuh. Beberapa titik ditambal menggunakan semen, ada juga yang kacanya diganti dengan plastik," tuturnya.
Ia menyebut meski mengalami kerusakan, pihaknya tetap mempercantik tampilan ruangan.
"Agar tetap tampak elok, jendela yang rusak itu ditutup dengan almari dan gorden yang terpasang di setiap kelas," katanya.
Tak hanya 2 ruang kelas itu yang diajukan, ia menjelaskan bahwa ada beberapa ruang lainnya yang dianjukan namun belum mendapat persetujuan dari dinas.
"Kami mengajukan hingga ruang guru dan kepala sekolah, juga perpustakaan, tapi yang dapat baru dua ruang kelas," ujarnya.
Ia pun menjelaskan bahwa kondisi perpustakaan lebih memprihatinkan. Aci yang menempel di dinding nyaris habis, perpustakaan tersebut dibangun tahun 2013.
"Setahun kemudian, acinya sudah nyaris habis karena mengelupas, bahkan disentuh saja sudah rontok. Tidak hanya di bagian luar tapi juga di bagian dalam," tuturnya.
Untuk menyiasati kondisi ini, ia mengaku sengaja menutup aci yang sudah mengelupas, dengan cat putih agar tampak lebih bersih.
"Buku juga ditata dengan rapi ditempatnya. Selurun kaca jendela juga sudah lepas, kemudian ditutup menggunakan krey bambu. Sebagian juga ditambal sulam," katanya.
Dari sisi atap, menurut Kustiarin, masih cukup aman. Siswa bakal belajar di dalam perpustakaan jika nanti ruang kelasnya direhab. "Mungkin nanti ya belajar di perpustakaan, kalau pas ruang kelas direhab," ujarnya.
Sementara itu, Plh Kepala Dikbud Kabupaten Jombang, Wor Windari mengatakan, rehab SD bakal dilakukan dengan pemilihan penyedia pada bulan Februari, kontrak berjalan mulai Februari-April.
"Harapannya April 2025 ruang kelas sudah dimanfaatkan untuk belajar siswa. Seluruh rehab SD menggunakan pengadaan langsung karena tidak ada yang nilainya di atas Rp200 juta," tuturnya.
Ia merinci, total ada 27 SD yang bakal direhab dengan Rp4 miliar APBD. Rp3,5 miliar untuk pagu rehab, Rp272 juta untuk perencanaan dan Rp199 juta untuk pengawasan.
"Bentuk rehabnya bermacam-macam, ada pembangunan ruang kelas baru di satu sekolah, pembangunan toilet di lima SD, pembangunan pagar dan gazebo di satu SD, rehab ruang kelas di 15 SD, dan rehab perpustakaan di lima SD," katanya.