Mencicipi Nasi Buk Madura Pasar Besar Legend di Kota Malang

Mencicipi Nasi Buk Madura Pasar Besar Legend di Kota Malang
Sumber :
  • malangkota.go.id

Malang – Jika melintas di kawasan Pasar Besar Malang, khususnya di seputaran Jl Kyai Tamin Malang, pagi hari pasti melihat antrian warga di pinggir jalan. Kerap sampai mengular mengantri sajian kuliner pagi. 

Penggemar Modena di Malang Kini Dimanjakan Dengan Inovasi Produk Baru

Jika sudah tahu, antrian itu adalah warga yang ingin menikmati Nasi Buk Madura yang melegenda di Kota Malang

Seperti dlansir dari laman Malangkota.go.id, Nasi Buk ini dikenal dengan nama Nasi Buk Bu Tuni, yang berlokasi di Jl Kyai Tamin tepat di seberang Toko Diva. Di lokasi tersebut, Anda tidak akan melihat bangunan tenda terpasang. Dagangan dijajakan secara lesehan sederhana dengan beberapa kursi disediakan untuk yang ingin makan di tempat.

Pawai Budaya Kota Malang, Wahyu Hidayat Diserbu Emak-emak Diajak Selfie

Meski disajikan secara sederhana, Nasi Buk ini tetap menjadi favorit para pelanggan. Terlihat dari sudah adanya pelanggan yang berkerumun di lokasi, bahkan ketika dagangannya belum hadir.

Warung Nasi Buk ini mulai dibuka sekitar pukul 06.00 WIB dan akan tutup menjelang waktu zuhur. Akan tetapi menurut Tuni sang penjual, seringkali dagangannya ludes dalam waktu dua jam saja.

PDI Perjuangan Kota Batu Resmi Buka Pendaftaran Bacalon Wali Kota dan Wakil

Tuni menyajikan panganan Nasi Buk dengan beberapa pilihan lauk, mulai dari yang paling khas yaitu jeroan sapi, empal, hingga ayam goreng. Yang menjadi favorit di warung ini adalah lauk empal dagingnya yang dimasak dengan empuk. Daging empal sendiri dengan mudah terlepas ketika dipotong menggunakan sendok.

Dalam sepiring Nasi Buk, tersaji nasi panas yang ditambah dengan sayur nangka muda, bumbu sambal khas Madura, lauk pilihan, kerupuk dendeng manis, dan peyek, yang lantas ditaburi serundeng gurih di atasnya. Untuk seporsi nasi buk dijual Rp 20 ribu untuk semua pilihan lauk.

Tuni mengaku, dalam sehari ia biasa menyiapkan sekitar 25 kg beras dan sekitar 30 kg daging dan jeroan untuk disajikan. Sudah berjualan sejak remaja, Tuni berusaha untuk terus mempertahankan kualitas rasa dari usaha yang ia wariskan dari ibunya sejak tahun 1960 tersebut.