Yuk Intip! Spot Foto Kece Di Kampung Kayutangan, Penuh Barang Antik

Spot Foto Kece Di Kampung Kayutangan, Penuh Barang Antik
Sumber :
  • Istimewa

Malang – Kawasan Kayutangan tidak hanya populer di bagian koridornya saja. Jika menyusuri gang kampung didalamnya, siapapun bisa menemukan banyak hal menarik. Mulai dari bangunan-bangunan lawas dengan arsitektur khas hinggw beraneka kuliner tempo dulu yang wajib dicicipi.

Hasil Hitung Cepat Paslon Wali Unggul di Pilwali Kota Malang

Di kawasan ini pun, ada banyak spot unik dan menarik yang sangat apik dijadikan latar ataupun objek untuk didokumentasikan alias instagramable.

Salah satu spot menarik yang wajib dikunjungi adalah Galeri Omah Lor yang beralamat di Jalan AR Hakim II. Untuk mengunjungi tempat ini, paling mudah Anda masuk dari gang di samping Depot Es Taloen.

Ribuan Narapidana Lapas Kelas I Malang Ikut Coblosan Pilkada 2024

Hanya beberapa langkah dari gapura gang, Anda akan langsung disambut oleh aneka barang antik yang tertata rapi di teras rumah, termasuk vespa klasik berwarna kuning  yang masih amat bagus.

“Pokoknya yang mengandung unsur lama, saya koleksi. Mulai dari mebel, kamera, alat dapur, lukisan, keramik, sampai alat elektronik. Jumlahnya ratusan ya, tidak pernah ngitung. Mungkin bagi orang lain barang-barang ini biasa saja, tapi bagi saya yang mahal itu prosesnya. Proses mendapatkannya, proses merawatnya. Kalau mahal murah itu relatif, tergantung orang memandangnya,” ujar sang pemilik, Achmad Irham seperti dikutip dalam laman malangkota.go.id.

Usai Nyoblos, Wahyu Hidayat Yakin Menang Di Atas Angka Elektabilitas

Tak sekadar menjadi galeri pameran, di tempat ini pun Anda bisa jual beli barang-barang antik.

“Kalau di sini harga jualnya ada mulai sepuluh ribu dan paling mahal itu kamera mulai Rp500 ribu bahkan sampai lima juta ada. Semuanya masih berfungsi,” kata pria berambut gondrong ini.

Galeri ini sendiri sudah buka sekitar tahun 2002. Menurut penuturan Iink, begitulah Achmad Irham akrab dipanggil, galeri ini dibuat karena mengikuti jejak sang ayah. 

Ayahnya seorang fotografer yang mencintai barang-barang antik. Ternyata, kegemaran sang ayah juga menurun pada dirinya. Tak sekadar koleksi, barang-barang antik miliknya ini pun kerap menjadi properti foto.

“Koleksi kamera banyak di sini, mulai dari yang analog, walau sudah berubah ke digital, kamera lama ini tetap saya simpan. Kebetulan di sini dijadikan sebagai tempat restorasi barang. Kakek saya dulu juga jual buku antik, buku lama. Di sini juga dulu adalah rombengan. Nah dengan adanya Kampoeng Heritage ini, (galeri ini) tentu bisa lah menambah daya tarik,” jelas Iink.

Tempat ini tidak hanya menjadi sebuah galeri barang antik, namun pengunjung juga dapat menikmati makanan tradisional. 

Sembari menikmati musik klasik yang diputar lewat tape jadul atau piringan hitam, Anda bisa melihat ratusan barang antik di galeri milik Iink. Pengunjung pun juga bisa ngopi di galeri ini dan menikmati pecel atau kue leker.

“Makanan minuman tradisional ini tentu akan memperkuat branding kampung ini menjadi kampung heritage, kampung lawas. Jadi kalau orang mencari konsep lawas, mindsetnya langsung ke Kampung Kajoetangan,” kata dia.