Jumlah Kasus Anak Lumpuh Otak di Jombang Capai 60 Kasus

Direktur RSUD Jombang, dr Ma'marotus Sa'diyah,
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Kasus kelumpuhan otak pada anak-anak di Jombang jumlahnya capai puluhan kasus. Seperti yang ditangani oleh rumah sakit plat merah di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Momen Masa Tenang pada Pilkada Jombang, Mundjidah Ziarah ke Makam Wahab Hasbullah

Trend kasus kelumpuhan otak atau cerebral palsy yang ditangani RSUD Jombang, setiap tahunnya mengalami kenaikan. Hingga saat ini sudah ada 60 kasus cerebral palsy (CP).

"Sampai hari ini ada sekitar 60 pasien CP yang rutin kontrol di RSUD Jombang. Ada kecenderungan naik ya," kata Direktur RSUD Jombang, dr Ma'marotus Sa'diyah, Jum'at 13 Oktober 2023.

Mesin Boiler Overheat, Tempat Pengolahan Kayu di Jombang Terbakar

Lantaran ada peningkatan kasus, ia mengaku perlu dilakukan kewaspadaan secara bersama dari semua pihak.

"Perlu kewaspadaan semua pihak, karena ini kecenderungan meningkat kasusnya. Dan kita sudah punya komunitas sahabat cerebral palsy yang kemarin kita resmikan pas hari anak kemarin," ujarnya.

'birrul walidain' Kisah Perjodohan Nyai Munjidah Wahab dengan Mendiang KH Imam Asy'ari

Dengan adanya komunitas tersebut bisa memberikan support dan perhatian bagi anak-anak yang menderita CP, maupun pihak keluarga yang merawat.

"Setiap dua bulan sekali mereka bertemu di sini (RSUD Jombang), saling memberikan support, motivasi dan permainan-permainan yang bisa membuat mereka gembira dan pihak keluarga gembira," tuturnya.

Dia mengaku ada beberapa hal yang menyebabkan anak menderita kelumpuhan otak atau cerebral palsy. Salah satunya adalah faktor genetik.

"Penyebab CP itu banyak mas. Bisa sejak di dalam kandungan maupun di luar kandungan, karena pembentukan otak itu terjadi di dalam kandungan, mungkin sejak satu sampai tiga bulan pertama itu yang merupakan saat-saat penting," katanya.

"Hal itu bisa terjadi karena infeksi, terus nutrisi, kemudian bisa juga genetik ya. Kalau genetik itu kan tidak bisa dihindari," ujarnya.

Untuk mengatasi hal ini, para orang tua bisa mengantisipasi dengan rajin dan secara teratur melakukan ANC di Puskesmas terdekat. Selain itu, bisa juga melakukan USG untuk mengetahui tumbuh kembang janin di dalam kandungan.

"Kami menyarankan untuk pemantauan dari dokter spesialis anak, untuk mengarahkan agar ibu-ibu hamil agar melakukan ANC secara berkualitas di Puskesmas, plus rujukan ke rumah sakit untuk dilakukan USG supaya mengetahui perkembangan janin, sekaligus mendeteksi dini kelainan-kelainan pada janin," tuturnya.