MataHati Jadi Jujukan Pecinta Keramik Indonesia hingga Mancanegara

Muchlis Arif menunjukkan karyanya di Studio MataHati
Sumber :
  • Viva Malang/Galih Rakasiwi

Batu, VIVA Muchlis Arif (56 tahun) nampak memegang sebuah gumpalan tanah liat di atas mesin putar atau electrik wheel sembari menuangkan ide-idenya lalu membentuknya menjadi guci, gelas, piring, vas, dan seni 2D maupun 3D.

Humas Peradi Malang Raya Sampaikan Selamat pada Paslon Nurochman - Heli

Arif merupakan salah satu maestro keramik di Indonesia, pemilik dari studio MataHati Ceramics yang berada di Kompleks Perumahan Wastu Asri, Blok DD nomor 6-8, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Ketika media ini mendatangi studionya, nampak ratusan koleksi keramik yang dibuat olehnya tertata rapi di beberapa rak dan dinding-dinding studio. Tidak hanya yang sudah jadi, keramik setengah jadi juga tersusun rapi di bagian belakang studio.

Pj Wali Kota Batu Tegur Oknum Perusak Pedestrian di Jalan Agus Salim

Tempat yang tenang dan jauh dari hingar bingar kebisingan dengan paduan sejuknya semilir angin tentu membuat pengunjung bisa menikmati wisata kontemplatif tersebut.

Apalagi bentuk bangunan yang estetik membuat banyak pengunjung datang hanya sekedar berfoto atau membeli hasil karyanya, bahkan ingin belajar membuat keramik. Studio ini pun banyak peminatnya, mulai kalangan ibu-ibu, pelajar, mahasiswa, dokter, selebgram, dan turis mancanegara.

Polres Batu Dukung Pengembangan Pedestrian, Dua Pos Dibongkar

Konsep itulah yang akhirnya membuat banyak orang tertarik mengunjungi studio MataHati untuk mengikuti pottery class membuat keramik. Meski begitu pihak MataHati mengharuskan calon peserta membuat janji terlebih dahulu sebab jadwalnya setiap hari cukup padat. 

"Padatnya jadwal kunjungan membuat kami kewalahan sehingga harus atur jadwal dulu, janjian. Peserta pun kita batasi sekitar 20 orang untuk kelas reguler dan maksimal dua orang kalau kelas privat," kata Arif, Minggu 18 Juni 2023.

Meski sering kali yang mengikuti pottery class tamu Indonesia, tak jarang tamu mancanegara yang ikut seperti dari Jerman, Jepang, Taiwan, dan Australia

"Mungkin tahunya karena sering muncul di sosial media jadi banyak yang tahu, kemudian dari mulut ke mulut serta hasil karya seni ciptaan saya yang pernah mereka beli. Sehingga mereka tertarik datang langsung ke sini," tutur dosen seni rupa Universitas Negeri Surabaya ini.

Setiap peserta yang ingin mengikuti pottery class dikenakan biaya ratusan ribu rupiah. Mereka diajari tentang dunia keramik, teknik pembuatan dan membuat langsung pembentukan sesuai keinginan. 

"Bagi saya, sebisa mungkin siapapun yang berkunjung mengetahui dunia keramik, dengan begitu mereka akan minat untuk belajar atau membeli," katanya. 

MataHati juga menerima pesanan keramik, seperti untuk kafe-kafe. Hampir semua kafe ternama di Malang Raya hingga Jawa Timur pesan kepadanya. Untuk harga setiap hasil karyanya mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Sedangkan, untuk hasil karya khusus seni bisa mencapai puluhan juta rupiah. 

"Ciri khas karya yang saya buat yaitu perpaduan antara nilai seni dan fungsi. Karya yang saya buat juga terbatas, karena pembuatannya yang handmade tidak seperti pabrikan yang dibuat dengan sistem cetak," katanya.

Pembentukan keramik yang dilakukan Arif murni menggunakan tangan. Untuk prosesnya, dimulai dari tanah liat yang masih basah, lalu dibentuk menggunakan alat pemutar yang dioperasikan dengan tangan dan kaki. 

"Jika sudah dicetak keramik dibakar di oven dengan panas mencapai 850 derajat celcius. Setelahnya, keramik dilakukan pewarnaan dengan teknik glasir dan dibakar kembali dengan panas 1285 sampai 1300 derajat celcius," tuturnya.

Keunggulan dari produk keramiknya juga kualitas yang dihasilkan selalu tebal. Kemudian untuk tanah liat yang digunakan, Arif biasanya memesan dari tiga daerah seperti dari Sumberpucung, Kabupaten Malang, lalu Tuban dan Blitar.

Perlu diketahui, studionya itu menjadi tempat ketiga setelah sebelumnya ada di dua lokasi lainnya yaitu di Kantor Kali Watu Rafting, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, dan di Perumahan Batu Permai, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu.