Bahaya Diabetes, Indonesia Diprediksi Peringkat Enam Penderita Terbanyak 2030

Dosen Keperawatan UMM, Zaqqi Ubaidillah
Sumber :
  • Humas UMM

MalangDosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zaqqi Ubaidillah mengingatkan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman manis dalam jangka panjang bisa memicu obesitas

Jelang Pilbup Malang, Lathifah Shohib Lakukan Pertemuan Intens dengan Rendra Kresna

Mudahnya layanan pesan antar aneka makanan memudahkan masyarakat untuk menikmati makanan yang diinginkan. Misalnya saja aneka makanan dan minuman kekinian seperti boba, kopi susu, makanan cepat saji, roti manis, hingga kue kekinian juga dapat memicu obesitas hingga diabetes.

Dia mengatakan, obesitas bisa berujung pada penyakit diabetes. Adapun diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan atau menggunakan hormon insulin secara efisien. Padahal hormon sangat penting karena berfungsi mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

Diduga Belum Kantongi Izin, Toko Modern di Jombang Nekat Buka

Peluang menderita diabetes meningkat karena minuman berglukosa tinggi meningkatkan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu juga menyebabkan toxic glukosa yang dapat merusak sel beta pankreas. Sementara sel ini memiliki tugas penting untuk mengeluarkan insulin.

"Selain diabet, makanan atau minuman yang tinggi gula juga dapat merusak endotel pembuluh darah yangg dapat mengakibatkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah," kata Zaqqi, Rabu, 5 April 2023. 

Satreskrim Polres Batu Bongkar Perjudian Sabung Ayam di Giripurno

Perawat spesialis medikal bedah UMM itu menjelaskan bahwa potensi penyakit diabetes kini semakin meningkat. Bahkan menurut penelitian dari International Diabetes Federation, diprediksi pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi peringkat 6 negara dengan penderita diabetes terbanyak. 

Ada beberapa faktor pemicunya, yakni kebiasaan jajan minuman kekinian tersebut kian tak sehat apabila ditunjang pola makan tinggi kalori. Di antaranya nasi goreng, mi instan, makanan cepat saji, dan makanan berpengawet lainnya. Kebiasaan menambah rasa dan toping pada makanan dan minuman juga menjadi pemicu. 

Halaman Selanjutnya
img_title