Sebulan Jelang Nataru, Perajin Terompet di Jombang Mulai Ramai Pesanan
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Momen perayaan natal dan tahun baru adalah waktu yang paling dinantikan oleh perajin terompet di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sebab, di momen inilah mereka ramai menerima pesanan terompet bahkan hingga luar daerah Jombang.
Adi Santoso (26 tahun) adalah pemilik usaha dan pembuat terompet Kecamatan Mojowarno Jombang. Usaha terompet ini diawali oleh orangtuanya yang memproduksi terompet sejak tahun 1980.
Adi adalah generasi kedua pembuat terompet dari keluarganya. Di tempat usaha yang dia miliki terompet berkepala naga adalah yang paling diminati oleh konsumen.
"Ini kerajinan terompet naga. Awalnya bantu orang tua berkelanjutan terus saya jual lagi lewat online dan hasilnya lebih memuaskan," kata Santoso, Minggu, 26 November 2023.
Meski belum memasuki bulan Desember, Santoso mengaku sudah mendapat pesanan terompet yang cukup banyak. Bahkan peningkatan mencapai 50 persen lebih bila dibandingkan dengan hari biasa.
"Alhamdulillah masalah peningkatan 75 persen, terus pesanan lebih banyak lagi dari tahun ke tahun," ujar Santoso.
Ia pun menjelaskan ada tiga motif terompet yang dibuat. Hanya saja kini yang paling banyak diminati yakni, terompet berkepala naga dengan varian warna. Dalam setiap harinya, ia mampu membuat 200 hingga 300 an terompet.
"Kalau bulan-bulan biasa sebelumnya itu hanya buat 30 sampai 50 terompet setiap harinya. Tapi kalau momen-momen tertentu seperti menjelang Nataru ini, ya harus buat banyak seperti 300 terompet gitu. Soalnya kan banyak pesanan gitu dan memang usaha seperti ini musiman," tutur Santoso.
Santoso mengaku harga terompet ini sangat ramah dikantong. Dan harganya terjangkau buat seluruh lapisan masyarakat. Untuk setiap terompet naga yang dibuat dibandrol mulai dari harga Rp9 ribu hingga Rp10 ribu rupiah, tergantung banyaknya pemesanan.
Sementara untuk pemasarannya, ia memanfaatkan grup whatsapp kerajinannya dan disebarkan luaskan melalui media sosial.
"Kalau untuk harga grosir minimal pembelian di atas 100 itu harganya Rp10 ribu per bijinya. Kalau diantara 500 sampai 1000 biji itu Rp9 ribu harganya. Alhamdulillah kalau penjualan sudah meluas kemana-mana seperti mulai dari daerah Jombang sendiri, Malang, Surabaya dan sekitarnya," kata Santoso.
Santoso menjelaskan bila momen Nataru seperti saat ini, ia mampu meraup keuntungan puluhan juta rupiah dalam setiap bulannya. Dari omzet yang didapat itu, bapak dengan satu anak ini mampu menopang kebutuhan keluarganya hingga menabung.
"Omzetnya kurang lebih kalau kotor hampir Rp60 juta, kalau bersihnya sekitar Rp30 juta an. Hasilnya saya buat memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan anak dan buat menabung juga," ujar Santoso.
Sementara itu, salah satu pembeli terompet buatan Santoso yakni Ayu Fitri (35 tahun) mengaku harus pesan jauh-jauh hari agar bisa berdagang terompet pada Nataru nanti.
"Lagi ambil pesanan terompet buat natal dan tahun baru. Rencananya nanti mau dijual lagi. Sudah langganan karena kualitas nya. Alhamdulillah lumayan banyak peminatnya, tiap ke sini ngambil sekitar 500 hingga 1000 biji," tutur Ayu Fitri.