Spanduk Usut Tuntas Dicopoti, Aremania : Akan Kami Pasang Lebih Banyak

Aremania memasang kembali spanduk yang dicopot
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Sejumlah spanduk usut tuntas atau tuntutan Aremania dalam Tragedi Kanjuruhan dicopot dan dirusak oleh orang. Pantauan di lokasi sejumlah spanduk itu sudah berserakan di bawah tepat di tembok pagar gedung DPRD Kota Malang dan Balai Kota Malang

Melihat Gelaran Car Meet Up 2024 Pertama Kali di Pasuruan

Setidaknya untuk di depan Gedung DPRD hanya tersisa beberapa banner saja. Sisanya robek atau dicopot begitu saja. Pun dengan yang ada di depan Balai Kota beberapa spanduk atau banner ada yang sobek dan dicopot. 

Aremania yang mengetahui itu langsung menyisir dan mengamankan spanduk-spanduk ini. Sebagian diamankan agar tidak terbuang. Dan sebagian lagi langsung dipasang kembali di gedung DPRD Kota Malang. 

PKB Jombang Optimistis Usung Kades di Pilkada Jombang 2024, Wakilnya Bisa dari Kalangan Nahdliyin

"Saya dapat laporan katanya spanduk Arema dicopoti. Langsung saya kesini dan ternyata benar. Kami pasang kembali. Lihat saja kami akan pasang lebih banyak dari ini," kata salah satu Aremania, Totok Kacong, Selasa, 8 November 2022. 

Info pencopotan sejumlah spanduk ini diterima Kacong pada Selasa pagi. Saat di lapangan dia mencoba menggali informasi di salah satu penjaga gedung pemerintahan. Bahwa pencopotan itu dilakukan oleh seorang berkendara motor pada Senin malam atau Selasa dini hari tadi. 

Antusiasnya Ratusan Anak Ikut Lomba Menggambar dan Berhitung PPLIPI Pasuruan

"Katanya ada yang copot satu orang bawa motor. Padahal ketua DPRD dan Wali Kota support. Kalau ada yang tidak terima bilang, Arek Malang siap. Kalau perlu kita pasang lebih gede dan banyak," ujar Totok. 

Totok pun bergegas memasang kembali spanduk-spanduk yang tercopot. Setelah itu dia menuju ke Posko Tim Gabungan Aremania di Gedung KNPI. 

Perlu diketahui, Aremania akan turun ke jalan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada Kamis, 10 November 2022 alias 40 hari pasca Tragedi Kanjuruhan. Aksi protes dilakukan menyusul proses penanganan hukum yang dinilai kurang berpihak pada korban. 

Dalam peristiwa memilukan dalam sejarah sepak bola dunia itu. Sebanyak 135 Aremania dan Aremanita meninggal dunia. Dan sebanyak 600 lebih suporter mengalami luka-luka.