Panpel Arema Akui Pintu Sudah Dibuka, Lalu Siapa Yang Menutup?

Manajer Arema FC, Ali Rifky
Sumber :
  • Viva Malang

Malang –Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris merasa bersalah dan berdosa dalam tragedi ini. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Haris meminta maaf serta mendukung gerakan usut tuntas suporter dalam tragedi ini.

Arema FC dan Suporter Gelar Doa Bersama Korban Tragedi Kanjuruhan

Dia mengatakan, sesuai standar operasional prosedur kepanpelan 10 menit jelang pertandingan bubar pintu sudah dibuka.

Panpel juga tidak mengetahui sosok yang kemudian menutup pintu stadion.

Progres Renovasi 85 Persen, Stadion Kanjuruhan Ditarget Bisa Digunakan di Akhir Tahun 2024

Abdul Haris meminta rekaman kamera CCTV di stadion untuk di cek.

Sebab, di rekaman CCTV itu terekam jelas mulai sebelum pertandingan hingga tragedi Kanjuruhan terjadi.

Kawal Putusan MK, Ribuan Massa Berusaha Duduki Gedung DPRD Kota Malang

"Sesuai SOP pintu semua sudah terbuka. Kalau memang ada oknum yang menutup di situ ada CCTV mulai dari pertandingan belum dimulai, kick off hingga pertandingan selesai nah disitu ada CCTV silahkan dicek. Silahkan di buka karena disitu juga ada portir dan PAM dari polisi ada situ," kata Abdul Haris di Kantor Arema FC, pada Jumat, 7 Oktober 2022.

Abdul Haris menuturkan, saat peristiwa kelam itu terjadi dirinya berada di tengah alias area VIP Stadion Kanjuruhan.

Laporan dari Security Officer yakni, Suko Sutrisno pintu stadion semua sudah dibuka.

"Saya selaku ketua panpel ada di tengah. Dan laporan dari pak Suko Sutrisno (Security Officer) semua pintu sudah dibuka. Tetapi maaf karena itu masuk dalam materi pemeriksaan kami mohon maaf tidak bisa menjelaskan lebih jauh," ujar Abdul Haris.

Sumardan kuasa hukum Abdul Haris mengatakan, bahwa Suko Sutrisno yang juga berstatus tersangka seperti kliennya sudah mengecek jelang akhir pertandingan pintu sudah dibuka.

Dia menyebut secara normatif dari panitia tidak ada persoalan.

"Tidak ada pintu ditutup, ini laporan dari tim yang di lapangan tidak ada persoalan, pintu terbuka. Kami berdasarkan data dan informasi dari portir atau penjaga pintu. Makanya teman-teman juga perlu meminta agar CCTV itu dibuka supaya tidak terdapat perbedaan. Nah pembuktian faktualnya nanti di pengadilan," tutur Sumardan.

Sementara itu, manajer Arema FC Ali Rifki juga mendapat kesaksian serupa dari beberapa suporter.

Salah satu Aremania itu bercerita padanya bahwa ada tiga suporter kakak beradik. Satu menonton di VIP dan dua menonton di ekonomi.

Salah satu dari dua orang yang menonton di ekonomi baru masuk ke tribun pada menit ke 85. Saat itu pintu masih terbuka.

"Jadi ada tiga suporter Aremania kakak dan dua adik. Satu nonton di VIP dan dua nonton di ekonomi. Tapi dia (salah satu) baru masuk stadion pada menit ke 85. Dia menyampaikan ke saya masuk, saat itu pintu terbuka tapi pas kejadian pintu sudah ditutup. Jadi sebelum pertandingan berakhir pintu terbuka," kata Ali Rifki.