Kapolres Malang Tak Pernah Perintahkan Tembak Gas Air Mata

Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto
Sumber :
  • Istimewa

Malang – Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat resmi dicopot dari jabatannya, pasca tragedi Kanjuruhan.

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Malang Awasi Orang Asing Lewat Operasi JAGRATARA

Menanggapi hal ini, Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengungkapkan fakta terbaru terkait penyelidikan tragedi Kanjuruhan, pada Sabtu, 1 Oktober 2022 kemarin.

Menurutnya, Kapolres Malang saat itu AKBP Ferli Hidayat tidak pernah memerintahkan anggota keamanan untuk melempar gas air mata.

UMM Jadi yang Terbanyak se-Indonesia Dalam Loloskan Proposal di P2MW

Hal itu diperkuat oleh bukti rekaman saat apel pengemanan lima jam sebelum pertandingan.

Saat ini, Kompolnas masih mencari dalang di balik perintah tembakan gas air mata kepada Aremania hingga menyebabkan data sementara 125 suporter meninggal dunia dan lebih 400 terluka.

Lutfil Hakim: PWI Malang Raya Harus Ikut Serta Memajukan Pembangunan di 3 Daerah

"Kemudian tidak ada perintah dari Kapolres untuk melakukan penguraian massa tindakan represif dengan gas air mata. Kami tidak tahu siapa yang memerintahkan yang jelas Kapolres tidak memerintahkan dan ada rekamannya lima jam sebelum apel. Ada buktinya," kata Albertus, Selasa, 4 Oktober 2022.

Dalam peristiwa itu, kondisi begitu mencekam di dalam Stadion Kanjuruhan Malang. Belasan tembakan dilancarkan ke tribun penonton secara membabi buta.

Gas air mata mengarah ke tribun selatan, tribun utara hingga tribun timur.

Sementara, para Aremania saat itu, panik dan berdesakan menuju pintu keluar stadion.

Nahas, pintu di sejumlah gate sisi selatan tertutup. Hasilnya, suporter terjebak dalam tribun saling berdesak-desakan mengakibatkan pingsan dan meninggal dunia.

Albertus mengungkapkan bahwa polisi juga tidak pernah memerintahkan penutupan pintu stadion. Informasi itu didapat dari sejumlah internal Polri.

Apalagi pemegang kendali kunci memang berada di pihak Panitia Pelaksana.

"Dan 15 menit setelah pertandingan itu dibuka dan tiba-tiba tertutup. Itu kami belum bisa menjelaskan. Tapi secara logika kunci gerbang itu ada di panpel,” ujar Albertus.

Sebagai informasi, dalam pengamanan laga ini personel gabungan yang diterjunkan sebanyak 2 ribu orang. 600 diantaranya berasal dari Polres Malang. Sisanya dari Satuan Brimob, Polres Jajaran dan TNI serta match steward atau keamanan internal.