PMII Desak Ketua PSSI Dicopot

PMII Desak Ketua PSSI Dicopot
Sumber :
  • Istimewa

Malang – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menyoroti peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.

Mantan Wabup Pasuruan Diantar Para Ulama Daftar Cabup ke Kantor DPC PKB

Dalam hal ini, PMII mendesak Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk mundur dari jabatannya.

Wasekjen Kaderisasi PB PMII Ragil Setyo Cahyono menilai, induk dari sepakbola nasional tersebut tak becus mengurus sepakbola.

Aksi Buruh Di Kota Malang Juga Suarakan Tragedi Kanjuruhan

Menurut lembaga penelitian Save Our Soccer (SOS), setidaknya sudah ada 78 suporter bola yang tewas sejak Januari 1995 sampai Juni 2022.

Tragedi Kanjuruhan ini, sebut Ragil menjadi pilu mendalam bagi dunia sepakbola tanah air.

Peringatan Hari Buruh di Kota Malang Diwarnai Aksi 'Mberot'

"Sepakbola tanah air belum memperlihatkan tren positif dalam aspek keamanan dan keselamatan penonton. Maka Iwan Bule harus mundur dari Jabatannya," kata dia.

Tak hanya itu, ia juga mendesak Panpel dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) harus bertanggungjawab.

Sebab, Panpel dan PT LIB telah mengabaikan anjuran untuk menggelar pertandingan sore hari.

Ia menilai, panpel telah lalai dalam menegakkan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan terkait perlindungan suporter.

"Atas penolakan anjuran untuk menyelenggarakan pertandingan sore hari, LIB harus bertanggungjawab dan menanggung konsekuensi ini. Jangan hanya berfikir untung, tapi wajib memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan," tuturnya.

Meski demikian, PMII meyakini Kapolri Jenderal Listyo Sigit akan mengusut tuntas tragedi di Stadiun Kanjuruhan, Malang yang membuat 125 aremania meninggal dunia dan hampir 500 lainnya luka-luka.

"Sudah jelas menembak gas air mata ke suporter diharamkan oleh FIFA. Stadium Safety and Security Regulation pasal 19 jelas melarang gas air mata dan senjata api masuk stadiun, tapi polisi melanggarnya," kata dia. 

Secara tegas, Alumnus Universitas Negeri Malang ini menyatakan, tragedi Kanjuruhan bukan bentrok Suporter antara Aremania dengan Bonek.

Oleh karena itu, investigasi kepolisian harus memperoleh hasil yang akurat dan transparan.

"Mari kita kawal bersama-sama agar penyelidikan tragedi Kanjuruhan mendapatkan hasil yang benar-benar valid. Dan tidak ada keberpihakan aparat," pungkasnya.