Dekat Dengan Anak Muda, Sumrambah Diroasting Habis-habisan Komika Jombang
- Elok Apriyanto/Jombang
Jombang, VIVA – Dikenal dekat dengan kalangan muda mudi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, calon wakil bupati (Cawabup) pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 di Pilbup Jombang, Sumrambah, menghadiri acara stand up comedy yang diadakan komika kota santri.
Para komika ini meroasting habis-habisan cawabup yang berpasangan dengan Mundjidah Wahab tersebut. Meski begitu, Sumrambah justru santai dan terhibur sembari tebar senyum pada kegiatan yang diadakan pada kemarin malam itu.
Perlu diketahui bahwa roasting, sebuah ekspresi yang populer di kalangan komedian standup. Dimana roasting itu mengandung unsur olokan kepada seseorang, tapi dibalut nuansa humor.
Roasting itu biasanya dilakukan untuk menghibur, dengan persetujuan bersama sehingga tidak menyinggung pihak yang diroasting.
Ada beberapa aspek yang berkaitan bahkan identik dengan Sumrambah, menjadi bahan materi para komika untuk meroasting pria yang kini menjadi ketua KTNA Jatim itu.
Pada kesempatan itu, beberapa komika muda yang dengan gagah berani menggilir Sumrambah jadi bahan olokan. Di antaranya Yuda, Fajri, dan Farizal. Mereka stand up comedy yang terkenal memiliki lidah pedas.
Para komika itu menguliti habis mulai dari follower Sumrambah di instagram, kehidupannya hingga maju lagi menjadi calon wakil bupati melanjutkan kepemimpinan mendampingi cabup Mundjidah.
Seperti yang dilakukan Farizal salah satu komika kota santri, yang menyatakan bahwa Sumrambah salah satu tokoh yang maju cawabup dengan hanya bermodalkan tekat.
Hal itu bisa diketahui masyarakat umum berdasarkan dari laporan harta kekayaan di LHKPN dan laporan dana kampanye yang jauh lebih besar dari paslon lain.
"Harta kekayaan cabup Mundjidah yang dilaporkan tercatat Rp12,3 miliar. Sementara Sumrambah yang dilaporkan Rp3.094.024.700. Jika ditotal keduanya Rp15 miliar. Itu berbanding jauh dengan paslon lain yang ditotal hampir mencapai Rp60 miliar. Ini gak sebanding, Pak Sumrambah ini modal nekat ya," katanya.
Selain itu, Farizal mengatakan bahwa dana kampanye yang dilaporkan juga jauh lebih besar dari paslon lain. Paslon nomor urut 1 Mundjidah dan Sumrambah hanya Rp 600 jutaan. Bila dibandingkan dengan paslon lainnya.
"Paslon lain menghadirkan Denny Caknan, NDX dan lainnya, lah Paslon ini cuma kita kita (komika)," ujarnya.
Ia pun melanjutkan roastingannya, dimana pada era kepemimpinan Mundjidah-Sumrambah. Mereka berhasil mengurai kepadatan arus dan mempercantik alun-alun dengan cara memindahkan para pedagang ke Jl Dokter Soetomo.
"Alun-alun tidak macet, tapi di depan SMA 3 (Jalan Dr Soetomo) macet total. Di sana itu kawasan sekolah, anak-anak pas pulang sore usai ekstra kulikuler menyenggol sosis terus kena bumbu," tuturnya.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa di era Mundjidah-Sumrambah, Jombang banyak mendapat penghargaan MURI, namun tidak semuanya penghargaan itu menarik.
"Seperti penghargaan terbanyak memakai kopyah dan sarung, terbanyak makan ikan, dan terbanyak memakan nasi kikil," katanya.
Meski dikuliti habis, respons Sumrambah tak tampak ada rasa marah dan getir. Malahan dia terbawa suasana senang karena kritik yang disampaikan lewat lelucon memberikan hiburan dan masukan.
Sumrambah mengungkapkan roasting para komika sangat luar biasa. Menurutnya, tidak semua orang kuat menahan Roasting tersebut.
"Ini paling tidak belajar untuk mendengarkan meski itu pahit. Meskipun itu sakit tapi harus dibiasakan oleh teman-teman terutama pemerintahan. Karena pemerintahan selama ini kurang berani mendengarkan suara rakyat," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ada pembelajaran mendengarkan itu jauh lebih sulit daripada menjawab sesuatu. Kalau mau pemerintahan itu baik, berani belajar untuk mendengarkan.
"Mendengarkan suara rakyat tidak semua mengenakkan, tetapi kadang itu masukan menjadi lebih baik," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya berterima kasih atas kritikan kepadanya maupun pemerintahan saat itu. Sumrambah memastikan adanya kekurangan akan dilakukan perbaikan pada periode kedua.
"Sampaikan ke teman-teman bahwa itu kekurangan pemerintahan dan harus diperbaiki untuk ke depan. Jadi gak mengada -ada, semisal kayak SMA 3 Jl dokter Soetomo tp itu kan hanya untuk sementara, tapi pasti ada penggantinya tempat lain sehìngga tidak mengganggu aktivitas anak-anak sekolah," tuturnya.