Ini Poin Penting Pembahasan Musrenbang Kota Batu
- Prokopim KWB.
Batu, VIVA – Pemkot Batu menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPKPD) Kota Batu Tahun 2025-2045 di Golden Tulip Holland Hotel, 26 Maret 2024.
Dalam pembahasan tersebut ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai. Seperti harus menekankan pentingnya pembangunan yang tidak melampaui kapasitas alam.
"Kita tidak ingin bangunan konstruksi di Kota Batu lebih banyak dari alamnya. Lalu pentingnya meningkatkan kualitas SDM melalui sinkronisasi antara dunia pendidikan dan dunia kerja," katanya, Rabu 27 Maret 2024.
Begitu juga terkait raihan beberapa prestasi yang ditorehkan. Prestasi yang didapat harus menjadi pelecut kinerja Pemkot Batu.
"Jangan sampai prestasi yang didapat malah membuat terlena, prestasi harus dijaga dan terus ditingkatkan agar lebih baik demi kemaslahatan masyarakat Kota Batu," ujarnya.
Kadindik Jatim ini berharap bahwa hasil Musrenbang ini akan menghasilkan rekomendasi yang dapat diimplementasikan dan berdampak langsung pada masyarakat.
"Saya berharap usulan dan saran untuk ditindaklanjuti dan ini merupakan kesempatan emas konsep RPJPD dan RKPD dapat diwujudkan dan berdampak kepada masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, Muhammad Yasin menerangkan pentingnya keselarasan RPJPD dengan agenda pemerintah pusat dan provinsi.
"Perencanaan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan PAD juga penting untuk kemandirian fiskal, pemerintahan yang ramah investasi, pendidikan dan kesehatan, serta pelayanan publik yang berkeadilan," katanya.
Yasin pun memberikan apresiasi kepada Kota Batu atas pencapaian mereka dalam mengurangi kemiskinan ekstrim, mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi daerah.
"RPJPD Kota Batu mengarah pada pembangunan yang selaras dengan pelestarian alam, mengingat Kota Batu merupakan lahan hijau dan merupakan daerah hulu sungai Brantas sehingga banyak sumber mata air yang harus dipertahankan," ujarnya.
Perlu diketahui dalam acara yang diadakan diikuti oleh 300 peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk Forkopimda, DPRD, kepala OPD Pemerintah Kota Batu, kepala desa dan lurah, perbankan, perhutani, pengusaha, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan media massa.