Bawaslu Kota Batu Gerak Cepat Copot Baliho Provokatif yang Sindir Cawapres Gibran
- VIVA Malang/Galih Rakasiwi
Batu, VIVA – Baliho berkonten provokatif kepada salah satu calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024 muncul di beberapa titik wilayah Kota Batu. Bawaslu Kota Batu pun bergerak cepat mencopotnya.
Diketahui, baliho provokatif yang bertuliskan sindiran kepada cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, itu tersebar di empat titik di Kecamatan Batu, Kota Batu. Salah satunya di Desa Sidomulyo. Saat ini, baliho tersebut sudah dicopot.
Humas Bawaslu Kota Batu, Yogi Eka Chalid Farobi membenarkan adanya baliho tersebut. Pihaknya pun sudah mengkaji agar dilakukan tindakan cepat, yaitu pencopotan.
Selain itu, agar tidak terulang kembali adanya baliho provokatif, pihaknya telah meminta kepada petugas Panwaslu tingkat kecamatan agar meningkatkan pengawasan di beberapa tempat.
"Sampai saat ini belum diketahui siapa yang memasang baliho, apalagi baliho itu melanggar konten dan penempatan lokasi pemasangan karena berada di fasilitas pemerintah, halaman pribadi, dan tak berizin. Tujuan pencopotan agar Pemilu 2024 pada 14 Februari bisa berjalan kondusif dan aman," katanya, Rabu, 31 Januari 2024.
Yogi menambahkan, berdasarkan hasil kajian Bawaslu Kota Batu, baliho provokatif tersebut secara administratif melanggar Ketentuan PKPU Kampanye dan Perwali Nomor 23 Tahun 2012.
Selain itu, muatan kontennya juga berpotensi pidana karena melanggar Ketentuan Pasal 280 Ayat (1) Huruf c dan d Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.
"Kami menghimbau agar semua pihak menahan diri agar Pemilu 2024 tertib dan tidak melakukan provokasi menebar kebencian serta patuh terhadap larangan kampanye sesuai peraturan perundang-undangan," ujarnya.
Pemasangan baliho provokatif, kata Yogi, bisa dikategorikan dalam kampanye hitam serta bisa dilaporkan karena melanggar pidana pemilu. Bila ada yang memiliki bukti video rekaman CCTV bisa melaporkan hal tersebut.
"Kejadian ini tak terjadi di Kota Batu saja, namun daerah lain misalnya Kota Malang, Madura, dan lainnya. Tentu ini dilakukan secara sistematis," ujarnya.