Cerita Letda Imam, Serdadu Belanda Pembela Tanah Air di Malang
- Viva Malang
Malang – Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang menyimpan sepenggal kisah para pejuang dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Salah satu prajurit TNI, Letda Imam Soeprapto dari Kompi Macan Putih harus mengalami kejadian nahas pada 17 Juli 1949 ketika Belanda kembali ingin menguasai Indonesia.
Saat itu Kompi Macan Putih dalam perjalanan ke Ngantang untuk menghadapi serangan dari Belanda. Dalam perjalanannya, anggota kompi ini tidak bersamaan, ada yang mendahului dan ada yang tertinggal di belakang.
Beberapa prajurit diberi tanggung jawab untuk menanti kawan mereka yang tertinggal. Saat itu Letda Imam sedang tertidur di sebuah gardu karena kelelahan.
Sekitar pukul 03.30 WIB dini hari, pasukan Belanda bergerak dari Kasembon memasuki Desa Pait. Pasukan Belanda yang melihat Letda Imam yang tertidur, langsung menembakkan senjatanya. Seketika Letda Imam gugur.
Diketahui bahwa Letda Imam Soeprapto memiliki nama asli Muller yang sebenarnya serdadu Belanda berdarah Jerman. Letda Imam kemudian membelot dengan memilih berjuang untuk mempertahankan Kemerdekaan RI yang kemudian diberi tanda kehormatan anumerta.
Cerita tersebut disampaikan oleh M Anwar, salah satu seorang penggiat sejarah dan budaya lokal asal Kota Batu, Jawa Timur. Anwar bercerita kisah Letda Imam didapatkan dari hasil penelusurannya dengan Mbah Awe yakni salah satu keluarga veteran kompi Macan Putih.
"Menurut penuturan beliau, Letda Imam, seorang yang bukan berdarah asli pribumi namun membelot dari pasukan Belanda menjadi TNI sampai meregang nyawa," katanya.
"Kemudian Kompi Macan Putih merupakan salah satu kompi yang bertugas di wilayah Malang Barat. Kompi Macan Putih dipimpin oleh Kapten Soemadi, beliau adalah tokoh yang menembak mati Muso pimpinan pemberontak PKI tahun 1948 di Ponorogo," tambahnya.
Dia mengatakan pada perayaan hari kemerdekaan RI Rabu, 17 Agustus 2022 digelar upacara di Coban Kethak, Kasembon. Upacara tersebut sebenarnya diselenggarakan setiap tahunnya sebelum pandemi COVID-19.
Tujuannya untuk merawat ingatan sejarah bahwa di daerah Kasembon merupakan salah satu tempat dari Kompi Macan Putih yang pernah bertempur melawan penjajahan Belanda bersama penduduk.
"Dari peristiwa tersebut juga banyak terlahir para pahlawan yang berasal dari Malang Barat, baik sebagai personel militer ataupun non militer," katanya.