Transformasi Transmigrasi dan Peta Jalan Anak Muda Bangun Masa Depan

Fahmi N Ismail
Sumber :
  • Istimewa dok Fahmi

Dengan hadirnya program Transmigrasi Patriotik, pelaksanaan tata kelola pertanian berbasis Agriculture 4.0 semakin dekat dengan kenyataan, sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang mengelilingi pertanian tradisional. Agriculture 4.0 yang secara konsep berorientasi pada resiliensi kualitas produk pertanian dari berbagai masalah variabilitas iklim, degradasi tanah, dan kelangkaan air. 

Model pertanian semacam ini biasanya meng-elaborasi konsep agroekologi dan smart agriculuture secara bersamaan, yang mana model pertanian ini tidak akan mungkin dapat dilaksanakan tanpa intervensi teknologi dan wawasan ilmiah yang mumpuni. Program Transmigrasi Patriotik mendekatkan Bangsa Indonesia pada transformasi pertanian dalam cara yang paling sederhana, yakni penciptaan petani-petani muda yang melek teknologi dan mampu mengalokasikan berbagai sumber daya yang tersedia dengan sangat efektif dan tepat sasaran, tujuannya satu yakni peningkatan produktifitas pertanian dan ketahanan produk pertanian dari berbagai masalah iklim, degradasi tanah, dan kelangkaan air. 

Hal ini sekaligus mengatasi permasalahan yang sangat mendasar dari perkembangan sektor pertanian nasional, yakni regenerasi petani yang kian hari kian melambat atau bahkan hampir mencapai angka tidak ada sama sekali. Dengan mengirimkan anak-anak muda di Indonesia dalam berbagai program pendidikan pertanian yang berkualitas, di universitas-universitas ternama di Indonesia, dan menjadikan mereka sebagai transmigran untuk mengisi ruang-ruang yang belum teroptimalisasi manfaat atas sumber daya nya di berbagai wilayah di Indonesia, agriculture 4.0 bukan tidak mungkin akan menjadi kenyataan. 

Dengan demikian, wacana mengenai kelangkaan sumber daya pangan akan teratasi secara sistemik, dan Indonesia akan kembali menjadi raja dalam konstelasi pertanian global sebagai penyokong kebutuhan pangan bukan hanya secara domestik melainkan dalam skalasi internasional.

Tulisan opini dari Dewan Penasehat Institute for Youth Economic and Political Studies - Fahmi N Ismail