Puluhan Pelajar SD Negeri di Jombang Keracunan Makanan
- U-Report
Jombang, VIVA – Puluhan pelajar Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dilarikan ke Puskesmas setempat diduga karena keracunan makanan.
Para pelajar ini mengalami mual-mual, hingga diare, akibat diduga keracunan dari makanan yang dibeli di pedagang di depan sekolah.
Fredy Sapurtra Plt Kepala SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, mengatakan sebanyak 45 anak mengeluhkan mual hingga diare usai mengonsumsi makanan instan.
"Empat siswa masih dirawat di klinik dan puskesmas terdekat. Keluhan mulai ada pada Selasa malam. Indikasinya mulai makan makanan itu sejak Selasa pagi," kata Fredy, Kamis 20 Februari 2025.
Ia menyebut keluhan itu semula hanya disampaikan 1 orang tua wali siswa. Tak berselang lama keluhan semakin bertambah banyak. "Total ada 45 siswa yang mengeluhkan hal yang sama," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sedikitnya ada 4 siswa yang harus menjalani opname di Klinik Bima Medika, Puskesmas Sumobito dan Puskesmas Kesamben.
"Ada yang masih dirawat 1 siswa kelas 1, 2 siswa kelas 2, dan 1 siswa kelas 6," tuturnya.
Ia menegaskan 45 siswa tersebut mengeluhkan mual, muntah, pusing hingga diare setelah memakan crab stick dan stick tofu yang dibeli pada seorang pedagang jajanan yang berjualan di sekitar sekolah.
"Itu bukan jajan yang dijual di kantin sekolah, dulu itu kan sempat pedagang dilarang jualan di lingkungan sekolah. Sekarang banyak sekali yang jual jajanan di luar sekolah, dan anak-anak sering beli di sana juga," katanya.
Usai mengalami peristiwa tersebut, pihaknya mengaku langsung berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Blimbing. "Sampel jajanan sudah dibawa oleh pihak puskesmas untuk dilakukan uji lab," ujarnya.
Meski ada yang keracunan, ia mengaku pihak sekolah belum mengambil tindakan kepada pedagang yang menjual jajanannya di sekitar sekolah, termasuk yang terindikasi menjual crab stick dan stick tofu.
"Untuk itu kami belum bisa menjawab, karena hasil lab juga belum keluar, crab stick dan stick tofu masih dibawa puskesmas untuk diuji lab," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pada proses pembelajaran juga jadi tidak maksimal. Siswa dipulangkan lebih awal setelah memberikan imbauan kepada siswa untuk tidak jajan sembarangan di luar.
"Kalau dari 45 siswa yang keracunan ada yang langsung masuk sekolah, ada yang periksa ke klinik juga ada yang istirahat di rumah," katanya.
Atas terjadinya peristiwa ini, pihaknya mengaku akan mengumpulkan semua wali murid untuk diberikan sosialisasi soal jajanan siswa dengan melibatkan puskesmas.
"Kami juga sudah menjeguk 4 siswa yang opname di tiga tempat tersebut, kondisinya sudah membaik. Wali kelas terus koordinasi dengan wali murid," ujarnya.