Warga Khawatir Banjir Akibat Saluran Irigasi Rusak, Pemkab Jombang Layangkan Surat
- Elok Apriyanto/Jombang
Jombang, VIVA – Kekhawatiran warga Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang atas rusaknya saluran irigasi, akibat pekerjaan pengurukan lahan perumahan. Kini mendapat perhatian serius dari Pemkab Jombang.
Melalui Dinas PUPR Jombang, Pemkab Jombang melayangkan surat teguran pada pihak developer, terkait keluhan warga, akan dampak rusaknya saluran irigasi pertanian tersebut.
Kepala Dinas PUPR Jombang, Bayu Pancoro Adi menjelaskan bahwa pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melakukan pengecekkan di lokasi pengurukan lahan tersebut.
"Setelah mendapat informasi keluhan warga, kita menerjunkan tim ke lokasi melakukan pengecekan," katanya, Jumat, 15 November 2024.
Dari hasil pengecekan itu, diketahui memang adanya timbunan material tanah urug yang menganggu aliran air. "Hasil survei itu, kondisi saluran tertutup timbunan," ujarnya.
Atas adanya temuan itu, ia menyebut, apa pun konstruksinya, seharusnya tidak boleh mengganggu aliran air. Untuk itu, Pemkab Jombang akan melayangkan surat teguran kepada pihak pelaksana maupun pihak developer untuk mengubah kontruksi jembatan sementara, agar tidak menganggu aliran air.
"Salah satu opsinya dibongkar dan diganti material yang tidak mengganggu aliran air. Salah satu anjuran kami dibuatkan box culvert dulu, biar tidak merugikan warga ataupun mengganggu aliran air," tuturnya.
Ia pun menjelaskan bahwa dengan dilayangkan surat teguran itu, pihaknya berharap, pihak developer segera merespon. Meski, seharusnya pihak pemerintah Desa juga bisa melakukan hal itu.
"Sebenarnya dari desa juga bisa surat, tapi kami tetap kirim surat ke sana supaya melakukan perubahan terkait konstruksi jembatan sementara," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aktivitas pengurukan lahan untuk perumahan di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dikeluhkan warga setempat.
Hal ini dikarenakan, aktivitas pengurukan lahan tersebut, merusak saluran irigasi pembuangan pada pertanian. Sehingga warga khawatir ancaman banjir, karena saat ini memasuki musim penghujan.
Penutupan saluran ini dikarenakan pihak pelaksana proyek, menjadikan saluran tersebut sebagai akses keluar masuk kendaraan pengangkut material.
Budi salah satu warga setempat mengatakan saluran air yang berada di pinggir jalan kabupaten ini, salah satu titiknya sudah tertimbun tanah.
"Lebarnya hampir 4 meter, tapi sudah tertutup tanah," katanya, Rabu, 13 November 2024.
Ia pun menyebut bahwa penutupan saluran itu lantaran dipergunakan sebagai akses mobilisasi kendaraan pengangkut material proyek.
"Sudah hampir dua bulan sungai itu ditutup, kami awalnya menduga hanya dipakai untuk pengurukan saja," ujarnya.
Ia menegaskan, dalam perjalanannya, pekerjaan terus berlanjut dan saluran tetap dibiarkan tertutup. "Malah dijadikan akses keluar-masuk mateiral bangunan ke dalam. Ada kemungkinan ini masih lama," tuturnya.
Ia mengaku warga khawatir, akan terjadi luapan air di sawah warga, karena saat ini sudah memasuki musim hujan. Warga khawatir, tertutupnya saluran itu berdampak ke lingkungan sekitar.
"Di wilayah sini ketika penghujan air tinggi, karena sungai itu langsung dari Tunggorono. Takutnya air luber dan banjir, merendam sawah warga," katanya.
Meski demikian ia mengaku bahwa pihak pelaksana proyek, sudah menyiapkan semacam gorong-gorong, dengan ukuran yang sangat kecil. "Itu cocoknya buat saluran rumah tangga, bukan saluran buang pertanian," ujarnya.
Adanya persoalan itu, sambung Budi, sudah disampaikan warga ke aparatur desa setempat. Namun, belum ada perubahan yang signifikan.
"Sudah komunikasi ke RT dan RW, kami tidak bermaksud menghalangi proyek. Silakan dilanjutkan, tetapi jangan menghambat aliran sungai," tuturnya.